Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah bermula dari Jakarta Utara, pada 7 Juni 2024. Setelah menempuh pelayaran menuju Belitung, KRI Dewaruci dan Laskar Rempah Batch-1 singgah di Kota Dumai dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Berikutnya, laskar Rempah Batch-2 tiba di Dumai pada 17 Juni. Mereka akan melanjutkan pelayaran pada 19 Juni menuju Sabang, Banda Aceh, Malaka, Tanjung Uban, dan Penyengat.
Selama pelayaran Dumai-Sabang, mereka akan berdiskusi di atas KRI Dewaruci tentang "Sejarah Jalur Rempah Aceh dan Malaka pada Masa Kolonial" bersama Daya Negeri Wijaya, seorang dosen Departemen Sejarah, Universitas Negeri Malang; "Cagar Budaya, Warisan Budaya Takbenda dan Objek Pemajuan Kebudayaan di Wilayah Aceh" bersama Miftah Roma, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I; dan diskusi bertajuk "Cagar Budaya, WBTB dan Objek Pemajuan Kebudayaan di Wilayah Sumatra bagian Utara" bersama Nasrul Hamdani, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II.
Sepanjang pelayaran Sabang - Malaka, Laskar Rempah Batch-2 akan berdiskusi tentang "Khazanah Kebudayaan dan Pembangunan Manusia Indonesia" bersama Andre Notohamijoyo, Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Diskusi berikutnya bertajuk "Sejarah Peradaban Melayu dan Kebudayaan Aceh Sejak Kedatangan Islam" bersama Hermasyah Yahya, dosen UIN Arraniry Aceh; dan Ichwan Azhari, Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, dengan tajuk "Sejarah Jalur Rempah, Konektivitas Maritim Austronesia dan Perdaban Melayu".
Junus Satrio Atmodjo, arkeolog dan Tim Ahli Cagar Budaya Nasional, akan mengajak berdiskusi tentang "Sejarah Bahari dan Jalur Rempah: Perspektif Arkeologi Maritim di Nusantara" dalam pelayaran KRI Dewaruci Malaka - Tanjung Uban. Ia akan ditemani oleh Jauhar Mubarok, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV, yang akan berdiskusi tentang "Cagar Budaya, Warisan Budaya Takbenda dan Objek Pemajuan Kebudayaan di Wilayah KEPRI".
Muhibah Jalur Rempah akan singgah di Dumai, Sabang, Banda Aceh, Malaka, Tanjung Uban, dan Penyengat. Kota-kota rempah itu memiliki relasi historis yang terbangun melalui mukjizat jalur rempah.
Laporan perjalanan mereka akan dihimpun dalam #KabardariSelatMalaka melalui web nationalgeographic.co.id dan akun media sosial kami pada 17 Juni - 7 Juli 2024.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR