Bizantium tidak hanya menderita di tangan Ottoman yang baru tiba, tetapi juga kerajaan lain di Balkan. Pada tahun 1389, Kekaisaran Ottoman berhasil menaklukkan Serbia dalam Pertempuran Kosovo. Ottoman kemudian menghancurkan pasukan Tentara Salib dalam Pertempuran Nicopolis pada tahun 1396, sehingga Bulgaria juga ikut bergabung.
Pada tahun 1402, Kekaisaran Ottoman terlibat dalam perang saudara yang berdarah dan kacau yang dikenal sebagai Interregnum Ottoman. Namun kekaisaran itu bangkit dari perang tersebut pada tahun 1413 dengan kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya. Selama 30 tahun berikutnya, para sultan Ottoman berupaya keras untuk mempertahankan dan mengonsolidasikan kekuasaan mereka.
Pada tahun 1444, Kekaisaran Ottoman mengalahkan pasukan Perang Salib lainnya dalam Pertempuran Varna. Tanpa ancaman eksternal yang terlihat, Ottoman akhirnya bebas untuk menumpas musuh-musuh Bizantium mereka yang keras kepala untuk selamanya.
Jatuhnya Kekaisaran Romawi di Timur
Di bawah komando Mehmed Sang Penakluk, pasukan Kekaisaran Ottoman mengepung Konstantinopel pada tahun 1453. Serangan ini bukanlah serangan pertama Ottoman ke Konstantinopel.
Dalam beberapa dekade sebelumnya, pasukan Ottoman telah menyerang kota tersebut tetapi tidak berhasil. Hal ini berkat tembok Konstantinopel yang hampir tidak dapat ditembus. Dibangun pada masa Kekaisaran Romawi, Tembok Theodocian yang melindungi kota tersebut. Tembok Theodocian menjadi pencegah terkuatnya sejak kota tersebut pertama kali didirikan lebih dari 1000 tahun yang lalu.
Namun, kali ini berbeda. Mehmed datang dengan persiapan yang matang. Tidak seperti upaya sebelumnya yang gagal untuk merebut kota, Mehmed memperkenalkan senjata baru yang dahsyat. Sebagai persiapan untuk tugas berat merebut Konstantinopel, Mehmed memerintahkan pembuatan meriam pengepungan besar. Meriam itu digunakan untuk meruntuhkan tembok kota yang kokoh.
Bizantium melakukan perlawanan keras terhadap Ottoman. Namun pertahanan mereka tidak dapat menahan kekuatan meriam Ottoman. Kota itu akhirnya ditaklukkan, dan dengan itu, sisa-sisa terakhir Kekaisaran Romawi pun hilang.
Mehmed Sang Penakluk menamai Konstantinopel sebagai ibu kota baru kekaisarannya. Ia menghabiskan sisa waktunya sebagai sultan untuk mengonsolidasikan kekuasaannya.
Ketegangan antara dua kekuatan, Mamluk dan Kekaisaran Ottoman
Sejak penaklukan Konstantinopel, hubungan antara dua kekuatan Islam, Ottoman dan Mamluk, menjadi tegang.
Kedua kekaisaran menguasai wilayah yang sangat bergantung pada perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan di Asia. Keduanya ingin menghilangkan persaingan kapan pun memungkinkan.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR