Dalam Works and Days karya Hesiod, dipahami bahwa hukuman ilahi yang diterima manusia datang dalam bentuk Pandora dan pithos (guci) yang dibawanya. Wanita itu diciptakan oleh dewa Hephaestus dan dikirim ke kediaman Prometheus dengan bantuan Dewa Hermes. Di sana, saudara Prometheus, Epimetheus, menerima tawaran untuk menikahi Pandora.
Epimetheus dengan senang hati menerima pithos milik Pandora. Pandora diberi peringatan agar ia selalu menutup pithos itu. Suatu hari, Pandora yang penasaran membuka tutup pithos tersebut. Akibatnya, sejumlah kejahatan dilepaskan ke Bumi, termasuk penyakit dan kesengsaraan usia tua.
“Namun, Pandora berhasil menutup tutupnya tepat sebelum unsur terakhirnya hilang: harapan,” tulis Marialena Perpiraki di laman The Collector. Umat manusia kini berada dalam siklus penderitaan dan harapan yang terus-menerus bahwa masa yang lebih baik akan datang.
Mitos Pandora bertahan hingga hari ini. Frasa “membuka kotak Pandora” menjadi metafora untuk “menyebabkan banyak masalah dan kesulitan”. Alasan pasti penggunaan kata “kotak” sebagai ganti “pithos” tidak sepenuhnya jelas. Akan tetapi, sebagian besar cendekiawan mengaitkannya dengan kesalahan penerjemahan Erasmus pada abad ke-16 Masehi. Sejak saat itu, sebagian besar penggambaran artistik Pandora menunjukkan dia memegang sebuah kotak alih-alih guci.
Kotak Pandora dan tema rasa ingin tahu yang menimbulkan dosa
“Rasa ingin tahu membunuh kucing” adalah sebuah peribahasa yang berasal dari drama Ben Jonson berjudul Every Man in His Humor dari tahun 1598. Frasa tersebut memperingatkan orang-orang tentang bahaya rasa ingin tahu — sebuah pelajaran umum dari kisah-kisah peringatan.
Sudah sangat jelas bahwa “Kotak Pandora” adalah sebuah kisah yang berkisar pada kiasan rasa ingin tahu yang menyebabkan dosa.
Pandora memang diciptakan oleh para dewa untuk menjadi wanita yang sempurna. Tapi ia juga memiliki banyak karakteristik negatif; rasa ingin tahu adalah yang paling berbahaya dari semuanya.
Pandora tidak dapat menahan diri untuk tidak membuka toples berisi segala kejahatan. Sama seperti Hawa dalam Alkitab yang tidak dapat menahan keinginan untuk mencoba buah terlarang. Keduanya diberi tahu bahwa pithos dan buah itu terlarang, tanpa penjelasan khusus. Oleh karena itu, ia harus memeriksanya sendiri.
Saat ini, rasa ingin tahu tidak dianggap positif maupun negatif. Namun di masa lalu, banyak gambaran bahaya rasa ingin tahu yang berlebihan dalam seni visual dan sastra. Hal itu terutama berlaku untuk penggambaran wanita yang ingin tahu, yang dianggap lebih berbahaya daripada pria yang ingin tahu. Pada abad ke-19, tidak jarang wanita digambarkan sebagai tetangga yang usil, yang mengintip melalui jendela dan pagar.
Kotak Pandora dan keputusasaan
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR