Dia telah menemukan bahwa semakin besar luas permukaan tanaman, semakin banyak karbon yang akan dikumpulkan oleh padang rumput.
Lautan diketahui berperan sebagai penyerap karbon dioksida terbesar, menyerap sekitar 30% dari emisi gas rumah kaca yang kita hasilkan setiap tahun.
Sayangnya, peran penting ini memiliki konsekuensi: peningkatan kadar keasaman lautan. Selain itu, lebih dari 90% panas tambahan akibat pemanasan global tersimpan di dalam lautan.
Bayangkan saja, rawa-rawa garam dan padang rumput eelgrass di New England menyimpan sekitar 7,5 juta metrik ton karbon! Itu setara dengan emisi karbon dari 6 juta mobil berbahan bakar bensin dalam setahun. Angka ini berdasarkan laporan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat.
Namun, para ilmuwan meyakini bahwa angka tersebut masih jauh dari jumlah sebenarnya. Karena keterbatasan dalam pengambilan sampel, kita hanya bisa memperkirakan sebagian kecil dari karbon yang tersimpan di ekosistem laut.
Jadi, potensi penyimpanan karbon di lautan bisa beberapa kali lipat lebih besar dari perkiraan awal EPA.
Sejalan dengan tujuan menghadapi perubahan iklim
Selama beberapa dekade, peneliti Colarusso dan timnya telah mendalami dunia padang rumput laut. Mereka ingin mengetahui secara pasti berapa banyak karbon yang bisa tersimpan di ekosistem laut, khususnya di daerah pesisir.
Pertanyaan lain yang ingin mereka jawab adalah: kondisi seperti apa yang membuat suatu ekosistem laut sangat efektif dalam menyerap dan menyimpan karbon?
Setelah dua tahun melakukan penelitian intensif di padang rumput Hadley Harbor, tim ini berencana untuk membagikan hasil temuan mereka pada tahun 2025 melalui publikasi ilmiah.
Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data yang sangat berharga bagi pemerintah dalam mencapai target iklim mereka.
Baca Juga: Jepang Bakal Andalkan 'Blue Carbon' untuk Kurangi Emisi, Sekaligus Restorasi Pesisirnya
KOMENTAR