Namun, Bektashi digambarkan sebagai aktor dalam konspirasi di balik pemberontakan Janissari tersebut dalam berbagai teks propaganda. Sebagai contoh, dalam Üss-i Zafer, Esad Efendi menyebut Bektashi memprovokasi Janissari melawan kesultanan Ottoman.
Bektashi menyelinap di antara para prajurit selama kampanye dan melemahkan semangat mereka dengan berkata, "Kalian bodoh! Mengapa kalian mengorbankan hidup kalian sia-sia? Tidak ada kebajikan dalam perang suci atau mati syahid, sementara sultan Ottoman hidup dalam kenikmatan di istananya, begitu juga dengan raja Efrenc (Franks) di kerajaannya."
Menurut teks propaganda lain, Gülzar-ı Fütühat, Şirvanlı Fatih Efendi menggambarkan Tarekat Bektashi sebagai cabang konspirasi dari Korps Janissari dan mengklaim bahwa Bektashi menawarkan kepada orang-orang Yunani untuk "menghancurkan Ottoman ini dengan membuat aliansi bersama" selama pemberontakan di Mora.
Contoh umum lain yang sering diberikan oleh sejarawan adalah Haydar Baba, yang dikaitkan dengan insiden Alemdar. Haydar Baba tinggal di barak Janissari ke-99 dan dituduh sebagai mata-mata Iran yang memprovokasi Janissari untuk memulai pemberontakan.
Ottoman kemudian mengasingkan Haydar Baba ke Erzurum. Namun, ia meninggal di tengah perjalanan. Kematian Haydar Baba membuat Janissari curiga sehingga mereka mengancam Aga Janissary dengan membakar Istanbul dan membantai orang-orang non-Muslim, mirip dengan peristiwa tahun 1821.
Hubungan Tarekat Bektashi-Korps Militer Janissari
Berbeda dengan yang dituduhkan sebagai mata-mata, Haydar Baba merupakan pemimpin spiritual tarekat Bektashi yang dihormati oleh Janissari, sehingga jenazahnya dikuburkan dengan upacara pemakaman di Merdivenköy.
Dengan menyingkirkan pemimpin spiritual Janissari, Ottoman mungkin ingin melemahkan solidaritas Janissari dan menanti seperti apa reaksi selanjutnya.
Selain kasus Haydar Baba, Bektashi juga diduga berpartisipasi dalam Vakay-i Hayriyye (Peristiwa yang Menguntungkan) bersama Janissari. Cevdet Pasha mengisyaratkan bahwa Bektashi memotivasi Janissari dengan konsep "kebangkitan Hacı Bektash Ocağ." Baba Bektashi diklaim memainkan taber di Et Meydanı dan berusaha memobilisasi Janissari di seluruh Istanbul untuk melakukan pemberontakan pada hari itu.
Baik dokumen arsip maupun kronik mendefinisikan Bektashi sebagai fesad (konspirasi) di balik pemberontakan Janissari dan mengaitkan kedua peristiwa tahun 1826 satu sama lain.
Selain itu, anggapan bahwa Janissari menjadi penyebab dilarangnya Tarekat Bektashi, para sejarawan mengaitkan peristiwa pembubaran Korps Janissari dan pembubaran Tarekat Bektashi sebagai bagian dari reformasi Mahmud.
Baca Juga: Prasasti Behistun: Pesan Darius I bagi Kekaisaran Persia dan Dunia
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR