Nationalgeographic.co.id—Constantine XI Palaiologos, kaisar terakhir Kekaisaran Bizantium, menempati tempat yang unik dalam sejarah dunia. Pemerintahannya yangberumur pendek (1449 hingga 1453) berakhir dengan jatuhnya Konstantinopel secara tragis ke tangan Ottoman. Penaklukan itu menandai berakhirnya kekaisaran yang telah bertahan selama lebih dari satu milenium.
Kekaisaran Bizantium berada di ambang kehancuran
Sebelum memahami kematian Constantine XI Palaiologos yang misterius, pertama-tama kita harus memahami keadaan mengerikan yang dihadapinya. Pada pertengahan abad ke-15, Kekaisaran Bizantium berada di ambang kehancuran. Wilayahnya menyusut menjadi beberapa bagian Peloponnesus dan Konstantinopel.
Kemunduran Kekaisaran Bizantium tersebut menjadikannya target yang tak tertahankan bagi Sultan Ottoman yang ambisius, Mehmed II. Ia berusaha menjadikan Konstantinopel, Permata Timur, sebagai ibu kota kekaisarannya.
Upaya Ottoman merebut Konstantinopel
Konstantinopel bukanlah target yang mudah. Selama berabad-abad, kota ini telah membangun benteng-benteng yang mengesankan, termasuk Tembok Theodosian yang besar. Mengutip dari laman World History Edu, “Tembok-tembok di Konstantinopel telah berhasil menghalau banyak penyerang.”
Constantine XI Palaiologos, yang memahami ancaman yang akan datang dari Ottoman, bekerja keras untuk memperkuat pertahanan ini. Ia mencari bantuan dari negara-negara Kristen di Barat, tetapi bantuan yang diberikan sangat sedikit.
Meskipun demikian, kaisar dan rakyatnya bersiap untuk pengepungan, memperbaiki tembok, menimbun makanan, dan membuat senjata.
Ottoman mengepung Konstantinopel
Pada bulan April 1453, pasukan Ottoman memulai pengepungan mereka. Dengan jumlah antara 50.000 hingga 80.000, mereka melampaui para pembela Bizantium. Pasukan Bizantium diperkirakan berjumlah sekitar 7.000 hingga 10.000.
Mehmed II membawa serta meriam-meriam tangguh. Meriam-meriam tersebut mampu menghancurkan tembok-tembok kota yang dulunya tidak dapat ditembus. Selama minggu-minggu berikutnya, para pembela menghadapi serangan gencar dari darat dan laut.
Baca Juga: Byzas, Pendiri Bizantium yang Diceritakan dalam Mitologi Yunani
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR