Kepemimpinan Constantine XI Palaiologos dalam mempertahankan kekaisaran
Sepanjang pengepungan, Constantine XI Palaiologos memimpin dengan keberanian dan tekad. Ia sering berada di tembok, mengarahkan pertahanan, meningkatkan moral prajuritnya. Sang kaisar bahkan berpartisipasi dalam pertempuran kecil.
Kepemimpinannya adalah mercusuar harapan. Ia bertekad untuk menyelamatkan kotanya atau mati mempertahankannya.
Serangan terakhir Ottoman
Pada tanggal 29 Mei 1453, Mehmed II melancarkan serangan terakhir yang besar. Para pembela Bizantium, meskipun gagah berani, kelelahan setelah berminggu-minggu bertempur tanpa henti. Ottoman melancarkan gelombang demi gelombang serangan infanteri. Pasukan elite Janissary sebagai garda terdepan.
Pada dini hari, setelah pertempuran sengit, Ottoman berhasil menembus tembok di beberapa titik. Dikatakan bahwa dalam kekacauan itu, seseorang membiarkan salah satu gerbang kota yang lebih kecil (Kerkoporta) terbuka sedikit. Hal itu memungkinkan pasukan Ottoman masuk. Saat musuh mendekat, situasi semakin buruk bagi Bizantium.
Perjuangan terakhir Constantine XI Palaiologos
Konon Constantine XI Palaiologos meninggal saat mempertahankan Konstantinopel. Namun kematiannya menjadi misteri hingga kini.
Salah satu kisah yang paling abadi adalah bahwa, melihat kotanya jatuh, Constantine XI Palaiologos melepaskan tanda kebesaran kekaisarannya. Ia bergabung dengan para prajuritnya dan memimpin serangan terakhir yang heroik terhadap pasukan Ottoman yang menyerbu. Di tengah pertempuran ini, ia terbunuh, jasadnya tidak pernah ditemukan atau diidentifikasi.
Versi lain menyatakan bahwa Constantine XI Palaiologos meninggal saat mempertahankan tembok, bukan dalam sebuah serangan. Beberapa sumber menyatakan bahwa ia berada di Gerbang St. Romanus, mengumpulkan pasukannya, ketika ia menemui ajalnya.
Ada juga yang menyatakan bahwa melihat jatuhnya kota, Constantine XI Palaiologos berusaha melarikan diri. Namun ia berhasil ditangkap dan dieksekusi oleh Ottoman.
Beberapa sumber mengisyaratkan bahwa Constantine XI Palaiologos, di saat-saat terakhirnya, mencoba untuk menegosiasikan penyerahan diri. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan rakyat dari penderitaan lebih lanjut. Namun, selama negosiasi ini, ia dikhianati dan dibunuh.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR