Para ahli memperkirakan bahwa emisi karbon akibat degradasi mangrove mencapai sekitar 10% dari total emisi akibat deforestasi global, meskipun luas hutan mangrove hanya sekitar 0,7% dari total luas hutan tropis.
* Rawa tidal
Rawa tidal (atau rawa pasang surut), dengan tanahnya yang lembek dan sering tergenang air asin, mungkin seringkali dianggap sebagai lahan yang tidak produktif. Namun, di balik penampilannya yang sederhana, rawa tidal menyimpan peran yang sangat krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan mitigasi perubahan iklim.
Sebagai ekosistem pesisir yang unik, rawa tidal terbentuk melalui proses sedimentasi yang terus-menerus, menghasilkan lapisan tanah yang kaya akan bahan organik. Sebagian besar karbon yang tersimpan di Bumi, khususnya di kawasan pesisir, tersimpan dalam sedimen rawa tidal.
Kapasitas penyimpanan karbon rawa tidal ini jauh lebih tinggi dibandingkan ekosistem daratan lainnya, dengan rata-rata penyerapan karbon mencapai 6-8 ton CO₂e per hektar setiap tahunnya. Ini berarti rawa tidal berperan sebagai penyerap karbon yang sangat efisien, membantu mengurangi kadar gas rumah kaca di atmosfer dan memperlambat laju perubahan iklim.
Selain sebagai gudang karbon alami, rawa tidal juga memiliki berbagai fungsi ekologis yang sangat penting. Sistem akar tanaman rawa yang rapat berfungsi sebagai penyaring alami, menyerap polutan dan sedimen yang terbawa aliran air dari daratan. Dengan demikian, rawa tidal berperan menjaga kualitas air di kawasan pesisir, melindungi terumbu karang dan padang lamun dari sedimentasi berlebihan.
Rawa tidal juga merupakan habitat yang sangat produktif bagi berbagai jenis biota laut. Baik itu ikan, udang, kerang, atau burung, rawa tidal menyediakan tempat asuhan, mencari makan, dan berkembang biak. Keberadaan rawa tidal yang sehat sangat penting bagi keberlanjutan perikanan dan keanekaragaman hayati pesisir.
Sayangnya, ekosistem rawa tidal saat ini tengah menghadapi ancaman yang serius (hilang dengan laju 1-2% per tahun). Konversi lahan untuk pembangunan kawasan industri, permukiman, dan pertanian, serta kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim menjadi ancaman utama bagi kelestarian rawa tidal.
* Padang lamun
Padang lamun, seringkali dianggap sebagai "hutan bawah laut", merupakan ekosistem pesisir yang sangat produktif dan memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Tumbuhan berbunga ini menancapkan akarnya di dasar laut dan membentuk padang-padang rumput yang luas di sepanjang garis pantai di seluruh dunia, kecuali di Antartika.
Baca Juga: Tiongkok Denda Perusak Lingkungan dengan Kredit 'Blue Carbon', Efektifkah?
KOMENTAR