Nationalgeographic.co.id—Suku Jurchen (Nuzhen) adalah federasi masyarakat non-Tiongkok yang mendiami wilayah timur laut Tiongkok. Di Tiongkok modern, wilayahnya termasuk dalam Provinsi Liaoning, Jilin, dan Heilongjiang. Jurchen adalah anggota keluarga etnolinguistik Manchu-Tungus. Suku Manchu merupakan salah satu keturunan Suku Jurchen. Dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok, suku ini memiliki dampak besar.
Suku Jurchen mendirikan Dinasti Jin, yang kerap disebut dinasti 'barbar' besar kedua di Tiongkok Utara. Meskipun wilayah kekuasaan Dinasti Jin tidak mencakup wilayah selatan Tiongkok, keturunan mereka, Suku Manchu, berhasil menaklukkan seluruh negeri.
Sejarah Suku Jurchen
Referensi paling awal tentang Suku Jurchen berasal dari abad ke-10. Saat itu Balhae, kerajaan yang berpusat di Provinsi Heilongjiang modern, ditaklukkan oleh Abaoji. Abaoji secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Taizu. Ia adalah pemimpin Khitan dan pendiri Dinasti Liao. “Heishui Mohe tunduk kepada Abaoji dan mengadopsi nama Nuzhen,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.
Menurut historiografi Tiongkok, Heishui Mohe adalah keturunan dari Sushen dan Yilou. Sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke Dinasti Han. Menurut tradisi, Suku Jurchen mengubah nama mereka menjadi Nuzhi ketika Yelu Zongzhen menjadi Kaisar Xingzong tahun 1031.
Abaoji menyadari bahwa meskipun Suku Jurchen tunduk kepadanya, mereka berpotensi memberontak terhadap Dinasti Liao. Oleh karena itu, untuk mengendalikan mereka, ia memindahkan ribuan orang Jurchen ke selatan. Orang-orang Jurchen ini, yang berintegrasi dengan penduduk Tiongkok dan Khitan, dikenal sebagai “matured Jurchen”.
Di sisi lain, orang-orang Jurchen yang tetap tinggal di utara dikenal sebagai “raw Jurchen”. Kaisar Liao mengizinkan para pemimpin Suku Jurchen untuk memerintah rakyat mereka sendiri atas nama mereka. Para pemimpin dianugerahi gelar Pangeran Besar.
Klan Wanyan memperkuat Suku Jurchen
Pada akhir abad ke-10, Klan Wanyan muncul sebagai suku terkemuka di antara suku Jurchen. Pada sekitar abad berikutnya, Klan Wanyan memperkuat posisinya. Mereka meningkatkan basis ekonomi dan kohesi sosial Suku Jurchen. Pada awal abad ke-12, Suku Jurchen siap untuk menggulingkan penguasa Khitan dan mendirikan dinastinya sendiri.
Pada tahun 1113, pemimpin Klan Wanyan, Wanyan Aguda, berhasil menyatukan Suku Jurchen. Pada tahun berikutnya, ia menyatakan perang terhadap Dinasti Liao. Pada tahun 1115, Suku Jurchen menjalin aliansi dengan Dinasti Song, yang juga merupakan musuh suku Liao.
Baca Juga: Singkap Delapan Ibu Kota Tiongkok Kuno yang Menjadi Permata dari Timur
Pada tahun yang sama, Wanyan Aguda mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar, dengan demikian mendirikan Dinasti Jin. Perang dengan Suku Khitan berakhir pada tahun 1125, ketika Kaisar Liao terakhir, Kaisar Tianzuo, ditangkap.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR