Sebagai pemegang jabatan tetap, para raja itu pada dasarnya adalah pemimpin, dan seluruh keuntungan kolonial mereka mencakup setengah dari pendapatan yang kini diketahui dan diterima pemegang jabatan tetap selama periode perbudakan yang tengah dikaji.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Wangsa Oranje-Nassau memperoleh berbagai keuntungan dari koloni dan perbudakan. Misalnya, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) merupakan sumber pendapatan kolonial yang penting.
Keluarga bangsawan tersebut tidak berinvestasi langsung di VOC, tetapi pada saat pendirian perusahaan, para pemegang saham mengatur pembayaran kepada keluarga Oranje seolah-olah mereka memiliki sekitar 3 persen saham.
"Mereka kemudian secara teratur menggunakan pengaruh mereka untuk memecahkan masalah bagi perusahaan dagang tersebut," tandas Phillip A Farruggio.
Penelitian tentang keterlibatan Wangsa Oranje-Nassau dalam perdagangan budak dilakukan oleh beberapa lembaga dan dipimpin oleh Institut Kerajaan untuk Bahasa, Tanah, dan Etnologi di Leiden.
Para sejarawan telah lama mengatakan bahwa keluarga Wangsa Oranje-Nassau sangat terlibat dalam pemerintahan kolonial di bekas Hindia Belanda, Suriname, dan kepulauan Karibia.
Phillip menambahkan bahwa, "belum diketahui pasti seberapa besar kepentingan finansial mereka. Para penulis buku telah membuat perkiraan awal berdasarkan sumber-sumber yang diketahui saat ini."
Peneliti International Institute of Social History Matthias van Rossum menyatakan jika perbudakan sengaja dijadikan dasar dalam tindakan kolonial Belanda di Afrika, Amerika, dan Asia.
Negara Belanda dan para pendahulunya secara langsung bertanggung jawab atas hal ini. Misalnya, arah kebijakan dibuat dan gagasan atas kebijakan itu memungkinkan terjadinya praktik perbudakan di daerah koloninya.
Mantan profesor Universitas Leiden, Gert Oostindie, memimpin studi yang lebih mendalam tentang peran Wangsa Oranje-Nassau selama sejarah kolonial. Ia memulainya pada akhir tahun 2022 dan memperkirakan penelitian ini akan memakan waktu tiga tahun.
Kekaisaran kolonial Belanda bertanggung jawab besar atas sebagian wilayah yang sekarang menjadi Kepulauan Virgin, Brasil, Mauritius, Suriname, Ceylon, dan beberapa pulau di Indonesia (dulu Hindia Belanda).
Sebagian besar wilayah Asia yang dikuasai oleh Kekaisaran Belanda, dikelola oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Kuasanya atas Hindia direbut dari Portugis, yang sebelumnya telah menjajah wilayah tersebut.
Pada tanggal 1 Juli 2023, diadakan peringatan 150 tahun penghapusan perbudakan di bawah kekuasaan Belanda. Raja Willem-Alexander menyampaikan pidato pada hari itu di sebuah acara di Monumen Perbudakan Nasional di Oosterpark, Amsterdam.
Bagaimana pun, Belanda telah berhasil dalam puncak perdagangan budak di mana Wangsa Oranje-Nassau berhasil meraup keuntungan yang tinggi, meski meninggalkan luka sepanjang jalan sejarah.
Source | : | Countercurrents Collective |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR