Situs kuno itu memiliki penampakan seperti yang disebutkan dalam Kitab Raja-Raja. Misalnya, dinding yang diukir dengan relief singa dan kerubian. Juga, halaman yang dilapisi batu-batu ubin, tangga monumental yang dijaga oleh sphinx, dan lorong bertingkat. Bahkan, lokasinya di panggung tinggi yang menghadap ke kota menggemakan penggambaran kuil dalam Alkitab.
Pengeboman dan penjarahan situs tersebut mengakibatkan para arkeolog menemukan sedikit bukti tentang status legendarisnya. Akan tetapi, beberapa artefak terpentingnya masih dapat dilihat di Museum Nasional Aleppo.
Gua Gorham (Gua Medusa) di Gibraltar
Bagi pelaut kuno, Gua Gorham, gua alami di dasar Pilar Hercules di Selat Gibraltar, adalah tepi dunia. Namun sebuah studi menunjukkan jika situs bawah tanah itu mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam mitologi Yunani. Studi tersebut diterbitkan di jurnal PLOS ONE dengan tajuk “Where myth and archaeology meet: Discovering the Gorgon Medusa’s Lair”.
Jauh di dalam gua, arkeolog menemukan pecahan dari kepala gorgon keramik besar yang berasal dari sekitar abad ke-6 SM. Gorgon adalah tiga saudara perempuan menakutkan yang meneror pelaut Yunani dengan mengubah mereka menjadi batu dengan satu tatapan. Legenda menempatkan sarang mereka di dekat Batu Gibraltar. Di gua inilah konon Perseus memenggal kepala Medusa.
“Para peneliti menyimpulkan bahwa Gua Gorham kemungkinan merupakan situs spiritual. “Para pelaut awal meyakini situs ini sebagai rumah para Gorgon dan tempat Medusa dikalahkan,” tulis Shoshi Park di laman Smithsonian Magazine.
Danau Guatavita, danau di kota emas El Dorado
Penjelajah Spanyol menggambarkan kerajaan Amerika Selatan yang mistis dengan kekayaan yang tak terhingga. Kerajaan itu yang dipimpin oleh El Rey Dorado, kepala suku yang ritual inisiasinya menggunakan debu emas untuk membaluri dirinya. Ia secara seremonial menjatuhkan harta karun ke tengah danau suci pada 1541.
Pada abad-abad berikutnya, para penjelajah giat mencari kerajaan “El Dorado” di seluruh Kolombia, Venezuela, Guyana, dan Brasil. Namun tidak ada satu pun yang berhasil. Akhirnya, mereka putus asa untuk menemukan situs tersebut.
Arkeolog Juan Pablo Quintero-Guzman mengatakan itu tidak berarti tidak ada kebenaran dalam cerita tersebut.
“Semua danau di wilayah Muiska adalah tempat persembahan,” katanya. “Ada kemungkinan bahwa ritual yang mirip dengan El Dorado dilakukan di beberapa danau.” Guzman meyakini bahwa Danau Guatavita adalah tempat di mana ritual raja El Dorado diselenggarakan.
Selama 400 tahun terakhir, banyak artefak telah ditarik dari Danau Guatavita. Seperti tumbaga (paduan emas dan tembaga), zamrud dan bejana tanah liat mirip manusia hingga rambut, kapas, dan tengkorak hewan. Dalam penelitiannya, Quintero-Guzman menemukan bukti bahwa ritual berlangsung di tepi air.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR