Nationalgeographic.co.id—Di daerah perbukitan Cornwall di Inggris barat daya terdapat gundukan batu dan tanah yang misterius. Sekarang ditutupi rumput, situs tersebut sebelumnya dianggap sebagai kandang ternak Abad Pertengahan yang dibangun sekitar tahun 1000 M.
Situs tersebut dikenal sebagai King Arthur’s Hall. King Arthur’s Hall adalah situs berbentuk persegi panjang yang terletak di barat daya Inggris.
Kini, para peneliti menyimpulkan bahwa bangunan tersebut sebenarnya berusia 4.000 tahun lebih tua. “Paling tidak berasal dari 3000 SM, periode Neolitikum,” tulis Sonja Anderson di laman Smithsonian Magazine.
King Arthur’s Hall
King Arthur's Hall adalah situs tunggal yang unik di bagian terpencil Bodmin Moor. Moor berarti dataran tinggi terbuka. Kata ini mungkin berasal dari kata Inggris Kuno yang berarti rawa.
Panjang situs itu sekitar 49 meter dan lebarnya 21 meter. Dindingnya terbuat dari 56 batu yang ditutupi tanah. Dinding ini dulunya berdiri tegak. Sekarang, semuanya miring, datar, atau terkubur.
“Tidak ada lagi yang seperti ini di mana pun,” kata James Gossip , arkeolog utama dari Cornwall Archaeological Unit.
“Tidak ada yang dibangun pada masa itu atau setelahnya dalam prasejarah yang berupa gundukan tanah dan batu persegi panjang dengan susunan ortostat di sekeliling bagian dalamnya. Tidak ada yang sejajar.” Ortostat adalah lempengan batu yang dipasang tegak di dasar dinding
Beberapa tahun lalu, para arkeolog setempat mulai mempertanyakan asal-usul King Arthur's Hall yang diduga berasal dari Abad Pertengahan. Sebagai tanggapan, Cornwall National Landscape, menugaskan sebuah penyelidikan untuk mempelajari lebih lanjut. Cornwall National Landscape adalah lembaga yang melindungi di wilayah itu.
Tak lama kemudian, para peneliti dari Cornwall Archaeological Unit dan spesialis dari beberapa universitas mulai bekerja. Mereka menggali parit kecil di dekat pintu masuk situs tersebut.
Tujuannya adalah mengambil sampel untuk penanggalan radiokarbon. Tim tersebut juga menggunakan teknik yang disebut pendaran cahaya terstimulasi optik. Teknik itu membantu para ilmuwan menentukan kapan sedimen terakhir kali terpapar cahaya.
Baca Juga: Apakah Raja Arthur Benar Nyata dalam Sejarah Abad Pertengahan?
“Kami dapat menunjukkan bahwa tanah yang terkubur di bawah tanggul terganggu saat konstruksi. Dengan mengatur ulang sinyal pendaran cahaya, penemuan ini memberikan kesempatan untuk menentukan usia monumen tersebut,” kata Tim Kinnaird, seorang geolog di University of St. Andrews.
“Sangat menggembirakan bahwa kami akhirnya dapat menentukan tanggal pembangunan monumen misterius ini, yang sebelumnya didasarkan pada mitos dan legenda.”
Kinnaird adalah pakar dalam pendaran cahaya terstimulasi optik (OSL). Pendaran cahaya terstimulasi optik dapat memperkirakan kapan mineral tertentu terakhir kali terpapar sinar matahari.
Hasil OSL kemudian digabungkan dengan teknik penanggalan lainnya. Seperti penanggalan radiokarbon pada serbuk sari dan telur serangga yang terkubur. Semua itu digunakan untuk menentukan usia struktur misterius tersebut.
Sesuai namanya, situs tersebut secara tradisional dikaitkan dengan legenda Raja Arthur yang terkenal dalam literatur Abad Pertengahan. Meskipun para sejarawan hanya memiliki sedikit bukti bahwa Raja Arthur adalah pemimpin yang nyata, kehidupannya secara umum dikaitkan dengan sejarah abad ke-lima dan ke-enam Masehi. Jauh setelah bangunan misterius tersebut dibangun.
“Abad Pertengahan adalah periode ketika nama Arthur mulai dikaitkan dengan berbagai tempat yang tidak biasa dan tidak dipahami oleh penduduk setempat saat itu,” kata Gossip.
“Hal ini menunjukkan bahwa fungsi asli situs tersebut telah hilang di abad ke-5 dan ke-6. Namun orang-orang mengaitkannya dengan Raja Arthur karena ia memiliki hubungan dengan sesuatu yang mistis dan kuat.”
Selama periode Neolitikum, era ketika King Arthur's Hall benar-benar dibangun, populasi di Inggris mulai menetap. Masyarakat beralih ke pembangunan dan pertanian alih-alih berburu dan meramu.
Periode Neolitikum di Inggris berlangsung dari sekitar 4300 SM hingga 2000 SM. Beberapa monumen terkenalnya termasuk lingkaran batu Avebury dan Stonehenge.
Usia King Arthur's Hall yang telah ditentukan. Para peneliti melakukan pengamatan dalam konteks lanskap prasejarah wilayah tersebut. Namun hingga kini, fungsi King Arthur's Hall masih menjadi misteri.
Banyak monumen Neolitikum yang menjadi titik pertemuan bagi masyarakat. “Mungkin untuk menandai peristiwa khusus atau untuk melaksanakan upacara,” kata Gossip. Ia berteori bahwa King Arthur's Hall memiliki fungsi yang sama, meskipun masih menjadi teka-teki.
Kinnaird menuturkan bahwa Bodmin Moor merupakan rumah bagi beberapa monumen prasejarah lainnya. Termasuk batu berdiri dan gundukan pemakaman. Keberadaan monumen tersebut menunjukkan adanya aktivitas Neolitikum yang luas di wilayah tersebut.
King Arthur's Hall bukan satu-satunya bangunan Neolitikum yang dikaitkan dengan Raja Arthur. Arthur's Stone, makam bilik berusia 5.700 tahun di Herefordshire, juga dikaitkan melalui legenda dengan raja Abad Pertengahan tersebut.
Contohnya, ada satu cerita mengeklaim bahwa raksasa yang sedang bertempur melawan Arthur di lokasi tersebut terjatuh. Raksasa itu meninggalkan jejak sikunya di makam tersebut.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR