Tidak hanya memaparkan materi, peserta juga akan berada langsung di tengah hutan Gunung Cakrabuana untuk melakukan simulasi kondisi darurat, seperti tersesat atau terjebak dengan perbekalan yang menipis bahkan habis.
“Praktek membuat api, mengenali keanekaragaman hayati mulai dari tumbuhan dan hewan, memasak dan membuat perlindungan dilakukan di berbagai lokasi berbeda di dalam hutan Cakrabuana untuk mendekati simulasi nyata kondisi kritis. Dinamika latihan ini diharapkan mampu melatih peserta menghadapi tantangan alam dengan sigap dan efektif,” ujar Dini.
Enam hari mengasah mental dan kelimuan survival di Gunung Cakrabuana, menurut Dini para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan bahkan menularkan keterampilan yang diperoleh di lingkungan masing-masing.
“WJSC yang diinisiasi oleh EIGER di Gunung Cakrabuana semoga bisa menjadi bekal bagi 75 peserta perempuan asal berbagai suku bangsa dan latar belakang ini. Mampu menumbuhkan jiwa tangguh, siap menghadapi berbagai tantangan, mengasah kendali atas diri dan mental mereka di kehidupan sehari-hari,” pungkas Dini.
Sementara itu Lindri peserta WJSC dari Malang mengungkapkan dirinya sangat tertarik dengan kegiatan WJSC ini karena dirinya ingin mengenal lebih jauh tentang ilmu dan praktek hidup di alam bebas.
"Aku pengen belajar lebih jauh lagi, karena aku rasa ilmuku sangat terbatas. Apalagi bekal pengetahuan bertahan hidup di alam bebas tidak bisa hanya dipelajari lewat menonton video atau memahami teori semata, perlu ada praktek langsung dengan simulasi yang dipraktekkan di WJSC ini," pungkasnya.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR