Nationalgeographic.co.id—Dengan hidungnya yang besar dan menonjol, bekantan merupakan salah satu primata yang paling dikenal di dunia. Di masa lalu, dikatakan bahwa hidung mereka sangat besar, sehingga mereka harus menyingkirkannya ke samping saat makan. Fakta tersebut tidak benar. Mereka makan dengan baik meski memiliki hidung yang besar dan panjang.
Selain itu, semakin besar hidung bekantan, semakin seksi primata itu. Benarkah hidung menjadi simbol keseksian bekantan?
Primata yang santai dan bersifat sosial
Berasal dari Pulau Kalimantan di Asia Tenggara, monyet Dunia Lama ini bersifat sosial dan santai. Mereka hidup berkelompok. Kelompok “harem” terdiri dari bekantan jantan yang besar dan dominan dengan betina dan anak-anaknya. Sementara kelompok “bujangan” terdiri dari jantan dengan lebih sedikit betina.
Mereka berkeliaran di hutan dekat rawa bakau dan sungai, tempat mereka mencari buah, biji, dan daun. Buah yang belum matang lebih disukai karena kandungan gula yang lebih tinggi pada buah yang matang. “Kandungan gula bisa menyebabkan perut mereka yang sudah gemuk semakin membesar,” ungkap Helen Pilcher di laman Science Focus.
Bekantan adalah satu-satunya primata yang diketahui memuntahkan makanan mereka dan mengunyahnya dua kali. Bekantan juga memiliki perut seperti sapi dengan beberapa bilik. Bakteri simbiotik yang hidup di bilik membantu memecah dan mendetoksifikasi makanan mereka yang sulit dicerna.
Bekantan memiliki organ tubuh yang besar. Perut mereka besar, meliputi hingga seperempat dari berat tubuh mereka. Mereka memiliki tungkai dan ekor yang panjang. Bekantan secara fisik besar – jantan dapat memiliki berat hingga 24 kg. Dan tentu saja, hidung mereka besar. Ada guyonan yang menyebutkan hidung bekantan sebesar hidung penjajah Belanda yang datang ke Kalimantan pada abad ke-19. Hal ini mendorong penduduk setempat untuk menjuluki monyet itu 'Orang Belanda'.
Bekantan jantan dengan hidung panjang lebih disukai oleh betinanya
Bagi bekantan jantan, hidungnya bisa tumbuh hingga 17 cm. Dan hidung yang besar ini membuat bekantan jantan lebih menarik. Betina lebih menyukai jantan dengan hidung besar dan sains membantu menjelaskan alasannya.
Penelitian menunjukkan bahwa jantan dengan hidung lebih besar memiliki tubuh dan testis yang lebih besar. Studi bertajuk Large Male Proboscis Monkeys Have Larger Noses but Smaller Canines diunggah di Nature.
“Dan ukuran hidung memengaruhi kualitas vokalisasi jantan,” tambah Pilcher. Hidung mereka, pada dasarnya, merupakan proksi untuk kebugaran reproduksi. Karena itu, jantan dengan hidung lebih besar cenderung memiliki lebih banyak betina di harem mereka.
Baca Juga: Timbul dari Tenggelam, Geliat Ekowisata Bekantan di Sungai Hitam
Monyet bekantan jantan menggunakan hidung besar mereka untuk memperkuat panggilan dan menarik pasangan.
Bekantan berhidung besar cenderung memiliki gigi taring yang lebih kecil
Anehnya, jantan dengan hidung lebih besar juga cenderung memiliki gigi taring yang lebih kecil. Hal ini tidak terduga karena monyet jantan dari spesies monyet lain sering menggunakan taring mereka untuk berkelahi dan membela diri. Namun, taring yang lebih panjang dapat mempersulit mereka mencari makan. Namun monyet bekantan sangat tenang dan santai, mereka tidak terlalu teritorial dan jarang berkelahi.
Anggota terkadang berpindah-pindah di antara kelompok dan kawanan sering berkumpul di malam hari untuk tidur di area yang sama.
Bekantan juga perenang yang baik, dengan tangan dan kaki yang sebagian berselaput. Bekantan dewasa berenang santai tanpa cipratan air. Pasalnya, hal ini bisa mengalihkan perhatian dari buaya yang mengintai di perairan tempat mereka tinggal. Namun, ancaman terbesar mereka muncul dari manusia.
Populasi telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh perusakan hutan asli mereka untuk kayu, permukiman, dan perkebunan kelapa sawit.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR