Nationalgeographic.co.id—Tidak banyak manusia yang berinteraksi langsung dengan paus atau mamalia laut lainnya. Fotografer dan advokat laut Rachel Moore cukup beruntung karena bisa menghabiskan banyak waktu berenang dan berinteraksi dengan paus dan lumba-lumba.
Pada suatu hari, ia berenang dengan paus bungkuk yang dijuluki Sweet Girl, dan berhasil mengambil foto mata paus itu dengan sangat detail. Tragisnya, empat hari kemudian Sweet Girl tertabrak dan tewas oleh kapal yang melaju kencang.
Setelah tur seharian penuh, termasuk berenang dengan paus jantan, Moore hampir tidak masuk ke air untuk berenang untuk kedua kalinya. Namun, setelah melihat seekor paus muda bermain dengan beberapa lumba-lumba pemintal di dekat permukaan, ia memutuskan bahwa upaya penyelaman itu sepadan, mengingat betapa menariknya paus tersebut.
“Ia tampak sangat penasaran, jadi kami memutuskan untuk kembali ke air untuk berenang sekali lagi. Saya sangat senang kami melakukannya! Paus itu adalah Sweet Girl. Begitu kami masuk, ia mendekati kami dengan sangat dekat,” kata Moore seperti dilansir IFLScience.
Meskipun Moore dan paus itu tinggal bersama selama beberapa waktu, foto mata paus itu baru diambil keesokan harinya. “Setelah kehilangan kesempatan untuk menatap matanya pada pertemuan pertama kami, saya tahu saya tidak ingin melewatkannya untuk kedua kalinya," tuturnya.
"Cara dia menatap saya meninggalkan bekas yang tak terhapuskan dalam ingatan saya – itu adalah salah satu momen paling kuat dan mendalam dalam hidup saya. Saya ingin menangkap kontak mata langsung itu sehingga saya selalu dapat merasakan kekuatan dari pertemuan itu.”
Seorang teman memberi tahu Moore dan kapten kapal bahwa Sweet Girl kemungkinan berada di dekatnya. Tidak butuh waktu lama bagi Moore untuk kembali ke air dan berenang bersama paus itu.
“Sweet Girl mendekati saya dan berenang vertikal di air, berguling dan memperlihatkan setiap matanya kepada saya. Kali ini, saya tidak berenang menjauh. Saya tahu saya bisa memercayainya, dan dia bisa memercayai saya,” kenangnya.
“Selama lima menit berikutnya, kami saling berhadapan di permukaan, dan dia semakin mendekat – hanya beberapa inci saja. Saya menatapnya dan memperbesar gambar dengan lensa 16-35mm saya, mempercayai pelacakan mata hewan untuk bekerja," ucap Moore.
"Saya mengarahkan kamera ke matanya, dan saat ia berguling terbalik, saya menekan rana, menangkap sedikit sinar matahari yang menyinari matanya.”
Baca Juga: Ini Alasan Paus Bungkuk Mencaplok Manusia tapi Tak Bisa Menelannya
Foto-foto tersebut diambil di dekat pulau Mo'orea, di Polinesia Prancis. Sweet Girl adalah paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) – spesies yang berhenti di dekat pulau-pulau ini untuk beristirahat dan melahirkan, sebelum perjalanan panjang mereka ke Antarktika.
Awal tahun ini, para pemimpin adat berkumpul untuk memberikan status orang hukum kepada paus untuk melindungi mereka dengan lebih baik. Namun, ada lebih banyak seruan untuk perlindungan lebih lanjut karena popularitas wisata menonton paus.
Sayangnya, hanya empat hari setelah Moore mengambil foto tersebut, Sweet Girl tewas dalam tabrakan perahu.
“Tragisnya, Sweet Girl ditabrak dan tewas oleh kapal yang bergerak cepat, kemungkinan besar feri yang melintas antara Tahiti dan Mo'orea, hanya empat hari setelah pertemuan kami," kata Moore.
"Masih ada penyelidikan yang sedang berlangsung untuk mengidentifikasi kapal yang menabraknya, dan satu organisasi sedang mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan. Di Polinesia Prancis, paus telah diberi status hukum sebagai pribadi, yang membuat kasus ini menjadi lebih penting."
Sejak kematian Sweet Girl, sebuah petisi telah diluncurkan yang bertujuan untuk membuat pemerintah mengurangi kecepatan kapal di sekitar pulau-pulau tersebut.
Sebuah laporan oleh Komisi Perburuan Paus Internasional telah menyatakan bahwa tabrakan kapal merupakan masalah yang semakin meningkat bagi populasi paus. Sementara itu, The Guardian melaporkan bahwa “jumlah kapal di seluruh dunia meningkat empat kali lipat antara tahun 1992 dan 2012”.
Mengenai kematian paus, sangat sulit untuk diukur tetapi laporan menunjukkan rata-rata 20.000 kematian per tahun. Paus bungkuk dipisahkan menjadi beberapa subpopulasi oleh IUCN, yang mencantumkannya sebagai spesies "Terancam Punah" di berbagai wilayah.
Untuk paus seperti Sweet Girl, Moore berharap petisi tersebut dapat membawa undang-undang baru dan penegakan hukum yang lebih ketat.
“Di California, tidak ada undang-undang yang mengharuskan kapal untuk memperlambat laju di jalur pelayaran, tetapi rekomendasi yang kuat menyarankan kapal untuk melintas dengan kecepatan 10 knot atau kurang di zona migrasi dan makan paus," jelas Moore.
"Sebagian besar kapal mematuhi pedoman ini, dan banyak perusahaan pelayaran yang beroperasi di California juga beroperasi di sini. Harapannya adalah untuk mendorong perusahaan-perusahaan ini untuk mengadopsi pengurangan kecepatan serupa di Polinesia Prancis," lanjutnya lagi.
"Jika mereka dapat memperlambat kecepatan sejauh 200 mil [322 kilometer] di California, tentunya mereka dapat melakukan hal yang sama hanya sejauh 2 kilometer [1,2 mil] di sini," tegasnya.
"Dengan membuat perusahaan pelayaran besar dan kapal pesiar ini mematuhi rekomendasi ini, kami berharap dapat memberi tekanan pada pemerintah dan operator lokal untuk membuat perubahan yang langgeng.”
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR