Bahkan, jalur kereta api berhasil menembus menuju timur ke arah Provinsi Riau. Sementara itu, di Fort de Kock, jalur kereta api pun diperluas hingga Payakumbuh.
Sebenarnya, ada banyak jalur kereta api di Pulau Sumatra, seperti di Sumatra Utara dan Aceh. Namun, kini semuanya terputus. Pemerintah kolonial Belanda sempat merencanakan penyatuan jalur, tetapi kandas akibat invasi Kekaisaran Jepang ke Indonesia.
Perlahan-lahan, kejayaan kereta api di Sumatra Barat meredup, seiring semakin populernya moda transportasi darat lainnya. Wisatawan lebih banyak menggunakan bus atau van antarkota dan provinsi yang menawarkan lebih banyak pesona pemandangan alam Sumatra Barat.
Kereta api Sumatra Barat kini
Sampai saat ini, kereta api yang masih beroperasi hanya rute Kota Padang—Pariaman untuk wisatawan. Sisa-sisa rel kereta api yang pernah menghidupi jalur antarkota itu, kini terbengkalai dan ditumbuhi semak-semak belukar.
Berdasarkan data dari BTP Padang menyebut bahwa Sumatra Barat memiliki jalur kereta sepanjang 353,114 kilometer. Hanya 107.221 kilometer di antaranya yang aktif. Beberapa kali otoritas kereta api, termasuk PT Kereta Api Indonesia yang kini menjadi satu-satunya perusahaan kereta api di Indonesia, berencana mengaktifkan kembali jalur.
Di Kota Padang, ada usulan agar rel kereta api diperpanjang hingga Bandar Udara Minangkabau supaya membentuk transportasi yang terintegrasi.
Pada 2023, BTP Padang Usulkan Reaktivasi Jalur KA Sawahlunto-Solok dan Solok-Batu Tabal. Meski demikian, upaya ini tidak mudah karena ada banyak penolakan. Berbagai jalur kereta api telah digunakan masyarakat sehingga memerlukan sterilisasi.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR