Apabila plastik-plastik itu dihamparkan ke ruang terbuka, wow, terlihat banyak dan memakan tempat. Bayangkan, bila dalam puluhan hingga ratusan tahun ke depan, plastik-plastik tersebut belum terurai secara alami.
Dari sebuah ecobrick, ternyata mengetuk hati kami untuk menghitung berapa jumlah plastik sisa dari pemenuhan kebutuhan sehari hari—mulai dari bangun tidur, beraktifitas hingga tidur lagi. Ternyata ada banyak barang sejenis plastik, sisa pembungkus kemasan makanan, minuman, pembungkus paket, pembungkus belanja dan yang lainnya.
Begitu banyak fungsi dan peranan plastik yang sangat membantu aktivitas kita, namun untuk mengolahnya butuh tekad yang kuat. Jika dibiarkan secara alami akan butuh waktu yang lama. Jika dibakar atau dibuang akan mencemari udara, air dan tanah. Jika didaur ulang pun membutuhkan teknologi, sehingga memerlukan tambahan sumber daya.
Kelompok plastik yang kami selamatkan pada ecobrick ini adalah plastik-plastik yang memiliki nilai rupiah yang sangat kecil sehingga tidak dilirik para pengusaha industri daur ulang. Sampah plastik yang kian menumpuk jelas akan merusak ekosistem dan mengubah pola dan cara hidup ragam flora dan fauna yang mengarah kepada kepunahan.
Atas dasar ini ecobrick merupakan teknologi yang murah, mudah dan ramah lingkungan dalam pertoloingan pertama dalam penyelamatan pada plastik. "Murah" karena tidak membutuhkan alat yang rumit atau membutuhkan biaya untuk mendapatkannya, menggunakan botol plastik bekas sebagai wadah atau tempat untuk menampung plastik, gunting dan tongkat kayu untuk ‘menyodok’ plastiknya. "Mudah" karena bisa dilakukan oleh siapapun. "Ramah lingkungan" karena tidak membuthkan BBM, cukup tenaga kita.
Ecobrick merupakan langkah awal tentang bijak berplastik, yang mengingatkan kembali tentang gaya hidup kita. Ada ongkos ekologi yang mesti dikeluarkan di balik hitung-hitungan ongkos ekonomi dalam pengelolaan sampah plastik ini.
Kita mencoba mengatasi dan mengelola plastik sisa dari sumbernya dan menghentikannya. Kita mencoba membangun tekad secara kolektif, meyakinkan diri dalam upaya kecil sebagai langkah untuk perubahan besar. Kita berupaya menahan laju percepatan produksi karbon yang lepas ke atmosfer, merawat keberlangsungan hidup yang berkelanjutan. Jika anda berkenan, izinkan kami berkabar mengapa kita harus #BreakFreeFromPlastic sekarang. Plastik, mantan terindah yang kini menghuni ecobrick.
Kisah ini merupakakan bagian kolaborasi National Geographic Indonesia dan Toyota Indonesia dalam gelaran Toyota Eco Youth 13.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR