Nationalgeographic.co.id—Gerhana Bulan Total yang terjadi pada Kamis (13/3/2025) hingga Jumat (14/3/2025) memperlihatkan bulan tampak berubah warna menjadi merah tembaga.
Peristiwa ini dikenal juga dengan istilah blood moon yang dapat dilihat di sebagian besar wilayah di belahan bumi barat, termasuk Amerika Utara dan Selatan, serta bagian wilayah lain yang berada di zona waktu malam saat fenomena ini berlangsung.
Saat ini, kebanyakan orang telah memahami terkait penyebab terjadinya gerhana bulan maupun gerhana matahari. Namun, bagaimana dengan masyarakat pada zaman dulu yang belum memahami fenomena ini? Mari kita telusuri dari sisi sejarah.
Contohnya, saja terjadi gerhana matahari. Matahari yang bersinar, tiba-tiba menghilang di tengah hari dan orang-orang pada saat itu akan menganggapnya sebagai sesuatu yang mengherankan, bahkan sesuatu yang harus ditakuti.
Bradley Schaefer, seorang astronom di Universitas Negeri Louisiana mengatakan, "Bayangkan Anda seorang petani. Anda berada di luar sana, dan tiba-tiba langit menjadi gelap." Mereka pasti menganggapnya pesan dari para dewa.
Bagi para leluhur, gerhana hampir pasti dianggap sebagai pertanda buruk, kata Schaefer. "Matahari dan bulan biasanya adalah dewa utama dalam jajaran dewa-dewi Anda—dan ada matahari yang mati di depan mata Anda. Itu tidak baik."
Di seluruh dunia, mitos dan legenda berkembang seputar fenomena ini. Di Tiongkok kuno, gerhana matahari menandakan bahwa matahari sedang dimangsa seekor naga. Orang-orang kemudian akan menabuh genderang dan membuat suara keras untuk menakuti binatang itu dan mengembalikan cahaya matahari.
Di Amerika Selatan, suku Inca melihat gerhana matahari sebagai tanda ketidaksenangan dewa matahari. Para pemimpin kemudian akan mencoba mencari tahu sumber kemarahannya dan menenangkannya dengan pengorbanan yang pantas.
Namun, para peneliti tidak dapat mengatakan gerhana matahari mana yang diamati sebelum ditemukannya tulisan. Di Eropa barat laut, misalnya, ukiran batu kuno sering kali menampilkan pola spiral yang terkadang ditafsirkan sebagai representasi matahari, dan mungkin gerhana matahari.
Demikian pula, di Amerika Serikat bagian barat daya, banyak ukiran batu yang dikenal sebagai petroglif menunjukkan apa yang tampak seperti simbol matahari.
Salah satu ukiran yang paling menarik dapat dilihat di Chaco Canyon, New Mexico. Para peneliti mengatakan bahwa gambar melingkar adalah penggambaran gerhana matahari yang akan terlihat dari ngarai pada tahun 1097 M, melansir Smithsonian Magazine.
Baca Juga: Gerhana Bulan Total 13-14 Maret 2025: Penjelasan dan Wilayah Indonesia yang Bisa Melihatnya
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR