Pada akhir Agustus 2024, area klaster rumah yang kini ditempati Aji itu menjadi tempat penanaman pohon dalam rangka acara Peresmian Pilot Project Rumah Rendah Emisi oleh BTN. Acara penanaman pohon tersebut diikuti oleh Ketua Satgas Perumahan, Hashim S. Djojohadikusumo; Menteri BUMN, Erick Thohir; serta Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu. Mereka juga menandatangani Prasasti Peresmian Rumah Rendah Emisi yang dibangun di sana.
Terkait rumah rendah emisi ini, Nixon mengungkapkan bahwa BTN berkomitmen mendukung pembiayaan 150.000 unit selama lima tahun. Dia menjelaskan BTN berinisiatif memacu ketersediaan rumah rendah emisi karena bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar.
Apa yang dikatakan Nixon memang benar. Menurut laporan dari World Building Green Council, sektor bangunan bertanggung jawab atas 39% emisi karbon global yang berkaitan dengan energi. Rinciannya, 28% dari emisi operasional bangunan, mulai dari energi yang dibutuhkan untuk memanaskan, mendinginkan, dan memberi daya pada bangunan. Sisanya 11% dari material dan konstruksi bangunan.
“Secara bertahap, akan ada 150.000 rumah dengan 30% porsi penggunaan material eco-friendly hingga 2029,” kata Nixon. Jadi, selama lima tahun di era pemerintahan Presiden Prabowo (2024-2029), BTN berkomitmen untuk membiayai pembangunan ratusan ribu rumah rendah emisi yang menggunakan material ramah lingkungan. Dalam pilot project di Bekasi ini, misalnya, floor decking-nya diatur agar mengandung 3,6 kilogram sampah plastik. Selain itu, proyek ini juga memakai 2 kilogram sampah plastik untuk setiap 1 meter persegi paving block.
Nixon berharap, dengan target bertahap hingga 2029 tersebut, program KPR rumah rendah emisi ini akan berkontribusi pada pengurangan lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik serta penguranan emisi karbon sebesar 2,42 ton CO2. Menurutnya, dampak tersebut setara dengan penanaman 110.000 pohon dan 323 hektare penyerapan emisi.
Sementara itu, Hashim menyatakan mendukung penuh inisiatif BTN dalam mendorong pembangunan rumah rendah emisi. Menurutnya, gerakan tersebut sejalan dengan program 3 juta rumah per tahun yang diusung pemerintahan Prabowo. Dia juga mengatakan bahwa pembangunan rumah rendah emisi akan meningkatkan pasokan rumah layak huni dan berkualitas, sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Program ini akan menghadirkan perumahan yang lebih ramah bagi bumi kita.
“Inisiatif ini juga akan mendorong green economy menjadi lebih terjangkau, karena permintaan terhadap komponen-komponen ramah lingkungan akan meningkat,” tutur Hashim. Green economy atau ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berkeadilan sosial. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, mengurangi risiko lingkungan, dan mengatasi perubahan iklim.
Mahawan Karuniasa, pengamat lingkungan sekaligus dosen pascasarjana di Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI), mengapresiasi inisiatif BTN dalam menjalankan program KPR rumah rendah emisi. “Saya kira ini perlu diapresiasi ya karena semua sektor itu memang perlu bergerak mengurasi emisi karbon, termasuk perbankan melalui masing-masing karakter ceruk pasarnya, termasuk juga di sektor perumahan oleh BTN,” ujar Mahawan.
Meski begitu, Mahawan juga memberi catatan supaya BTN “menghindari greenwashing dan proporsional pada saat menyampaikan” realisasi program rumah rendah emisi tersebut. Akademisi yang juga menjabat sebagai direktur Environment Institute itu juga memberi catatan agar rumah rendah emisi tersebut tak hanya berorientasi pada penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan. “Rumah itu tidak terbatas pada rumah itu terbangun lalu selesai, tetapi justru sumber emisinya yang besar terjadi pada saat rumah itu dipakai,” tegasnya.
Oleh karena itu, Mahawan menggarisbawahi dua aspek penting yang menurutnya merupakan dua sumber emisi utama dari rumah ketika rumah itu sudah selesai dibangun, yakni penggunaan energi dan pengolahan sampah. Untuk mengurangi emisi dari dua sumber tersebut, Mahawan menegaskan bahwa konsep rumah rumah rendah emisi haruslah didesain dari segi unit rumahnya maupun lanskap perumahannya.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR