Nationalgeographic.co.id—Kabar sains terkait tubuh manusia pada 2024 lalu diwarnai dengan berbagai peristiwa, baik yang menggembirakan maupun yang mengkhawatirkan.
Mulai dari periode penuaan yang berjalan begitu cepat di usia 40-an dan 60-an hingga misteri tentang otak kuno yang belum terpecahkan, dunia medis dan biologi telah memberikan kita banyak pengetahuan baru yang menarik untuk disimak.
Tentu saja, kita tidak bisa melupakan kemunculan flu burung H5N1 di sapi perah Amerika Serikat yang memicu kekhawatiran akan terjadinya pandemi baru. Belum lagi ancaman terhadap perawatan kesehatan reproduksi yang juga menjadi sorotan tahun lalu.
Namun, di tengah berbagai tantangan tersebut, ada pula secercah harapan dan kemajuan dalam dunia medis. Kita menyaksikan terobosan dalam transplantasi mata dan rahim yang memberikan harapan baru bagi banyak orang. Penelitian mengenai kadar vitamin D dan penuaan juga semakin berkembang, membuka jalan bagi upaya menjaga kesehatan dan kualitas hidup seiring bertambahnya usia.
Berikut delapan cerita paling menarik yang kami bahas dalam fisiologi dan kedokteran tahun 2024 lalu seperti dipaparkan oleh Tanya Lewis di laman Scientific American.
* Obat nyeri baru yang tidak bikin ketagihan
Para ilmuwan telah menemukan obat nyeri baru bernama suzetrigine yang memiliki cara kerja unik. Obat ini memblokir saluran saraf sebelum sinyal rasa sakit mencapai otak. Karena bekerja pada saraf tepi, suzetrigine tidak menimbulkan efek ketagihan seperti obat opioid.
Vertex Pharmaceuticals, perusahaan di balik pengembangan obat ini, telah mengajukan permohonan persetujuan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada awal tahun 2024. Jika disetujui, suzetrigine akan menjadi pilihan baru yang menjanjikan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat.
* Dilema vitamin D: Antara penelitian awal dan fakta terkini
Pada awal tahun 2000-an, penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D adalah penyebab utama berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, demensia, dan lainnya. Penelitian tersebut juga menyarankan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D dapat membantu mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Namun, penelitian yang lebih baru justru bertentangan dengan temuan sebelumnya. Studi-studi terbaru gagal menunjukkan manfaat yang signifikan dari mengonsumsi suplemen vitamin D. Bahkan, penelitian menemukan bahwa kebanyakan orang memiliki kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh mereka.
Baca Juga: Rumput Laut Sanggup Kurangi Emisi Metana dari Sapi? Ini Penjelasan Sains
KOMENTAR