India juga memiliki kekayaan padang lamun yang signifikan, menjadi rumah bagi 16 spesies lamun yang berbeda. Konsentrasi utama padang lamun di India terletak di beberapa wilayah kunci, termasuk Teluk Mannar, Teluk Palk, Kepulauan Andaman dan Nikobar, Kepulauan Lakshadweep, dan Teluk Kutch.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2022 memperkirakan bahwa total area padang lamun di India mencapai 516,59 kilometer persegi. Lebih lanjut, studi ini juga mengungkapkan bahwa padang lamun India memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyerap karbon dioksida, yaitu sekitar 434,9 ton per kilometer persegi per tahun.
Data ini, seperti dilansir laman Down To Earth, menegaskan bahwa padang lamun merupakan aset yang sangat berharga namun seringkali kurang diapresiasi dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
Meskipun penelitian komprehensif mengenai komposisi flora dan fauna yang terkait dengan padang lamun di India masih terbatas, data yang ada menunjukkan bahwa ekosistem yang rapuh ini menjadi rumah bagi sekitar 1.250 spesies flora dan fauna.
Di antara spesies-spesies tersebut, terdapat juga spesies yang sangat ikonik dan terancam punah, seperti duyung dan penyu hijau. Keanekaragaman hayati yang kaya ini semakin menekankan pentingnya upaya konservasi padang lamun di India dan di seluruh dunia.
Tantangan di ekosistem yang rapuh
Keanekaragaman hayati laut kita menghadapi tantangan serius karena hilangnya padang lamun yang terjadi dengan sangat cepat. Sebuah studi penting yang dilakukan pada tahun 2024 oleh Balaji Vedharajan dan dipublikasikan dalam Journal of Indian Society of Remote Sensing, menyoroti kondisi mengkhawatirkan padang lamun di sepanjang pantai Manora, Tamil Nadu.
Studi ini, yang menggunakan teknologi akustik canggih dan teknik ground-truthing, mengungkapkan bahwa hanya 46 persen area yang disurvei yang memiliki tutupan padang lamun dan rumput laut, sementara mayoritas, yaitu 54 persen, ternyata hanya berupa dasar laut terbuka.
Temuan ini mengindikasikan adanya peluang besar untuk restorasi ekosistem penting ini, namun yang lebih mendesak adalah perlunya tindakan efektif untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut sejak awal.
Sayangnya, meskipun telah ada kerangka hukum yang bertujuan untuk melindungi ekosistem pesisir yang berharga ini, penegakan hukum yang efektif masih menjadi tantangan besar.
Padang lamun terus menerus menerima dampak negatif dari polusi yang berasal dari aktivitas perkotaan, industri, dan pertanian. Selain itu, pembangunan pesisir yang terus berkembang dan industri pariwisata yang semakin intensif memberikan tekanan tambahan pada habitat rapuh ini, memperburuk kondisi yang sudah memprihatinkan.
Baca Juga: Krill, Makhluk Mini yang Sanggup Simpan Karbon Sebanyak Lamun dan Mangrove
KOMENTAR