Nationalgeographic.grid.id—Sebuah kajian terbaru yang sangat penting mengenai kondisi padang lamun di dunia telah dipublikasikan pada tanggal 28 Februari 2025 dalam jurnal Nature Reviews Earth & Environment.
Kajian yang dipimpin oleh Carlos M Duarte dari King Abdullah University of Science and Technology di Thuwal, Kerajaan Arab Saudi, dan timnya, mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan bahwa padang lamun di seluruh dunia mengalami penurunan yang signifikan akibat aktivitas manusia.
Berdasarkan ulasan komprehensif ini, padang lamun telah menyusut secara global dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, yaitu antara 1 hingga 2 persen setiap tahun selama seratus tahun terakhir. Lebih lanjut, kajian ini juga menyoroti bahwa hampir 5 persen dari seluruh spesies padang lamun saat ini terancam punah.
Namun, di tengah kabar buruk ini, kajian tersebut juga menawarkan harapan dengan menyatakan bahwa perlindungan terhadap 30 persen padang lamun pada tahun 2030 memiliki potensi besar untuk melindungi lebih dari 750 spesies ikan, menyimpan jutaan ton karbon, serta memberikan dukungan penting bagi komunitas pesisir di seluruh dunia.
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang paling vital namun seringkali kurang mendapatkan perhatian yang layak di planet Bumi. Keistimewaan padang lamun terletak pada kemampuannya yang luar biasa dalam menangkap karbon, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan pepohonan. Selain itu, padang lamun juga menjadi sumber makanan bagi jutaan manusia.
Ekosistem bawah air ini memiliki kemampuan unik untuk menyimpan karbon hingga 35 kali lebih cepat dibandingkan dengan hutan hujan tropis, dan karbon tersebut dapat tersimpan dengan aman selama ribuan tahun. Ironisnya, meskipun memiliki peran yang sangat penting, padang lamun belum mendapatkan pengakuan yang memadai dalam narasi konservasi yang lebih populer, seperti inisiatif karbon biru.
Lebih dari sekadar penyerap karbon yang efisien, padang lamun juga memainkan peran krusial dalam melindungi kehidupan laut dan menjaga stabilitas garis pantai. Padang lamun tumbuh subur di perairan dangkal pesisir dan berfungsi sebagai tempat yang aman untuk berkembang biak bagi berbagai spesies penting seperti ikan, penyu, dan duyung.
Ekosistem ini menyediakan tempat berlindung bagi setidaknya 121 spesies laut yang terancam punah dan hampir 750 spesies ikan lainnya, yang secara signifikan berkontribusi pada lebih dari 20 persen dari total pendaratan perikanan global.
Selain manfaatnya bagi kehidupan laut, padang lamun juga berperan sebagai pelindung alami bagi komunitas pesisir. Padang lamun bertindak sebagai penghalang alami yang efektif, melindungi wilayah pesisir dari ancaman badai dan erosi pantai yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.
Dalam konteks India, negara ini memiliki garis pantai yang sangat panjang, yang setelah dihitung ulang pada tahun 2023-2024 mencapai sekitar 11.098 kilometer. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 48 persen dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya.
Meskipun garis pantai India sangat luas, wilayah ini hanya mencakup kurang dari 0,25 persen dari total garis pantai dunia. Namun, yang menarik adalah sekitar 10 persen dari populasi pesisir dunia tinggal di sepanjang pantai India, yang menunjukkan betapa pentingnya wilayah pesisir ini bagi kehidupan manusia.
Baca Juga: Sinergi BRIN, IBCI Singapura, dan Konservasi Indonesia Demi Jaga Ekosistem Lamun
KOMENTAR