Nationalgeographic.co.id—Tahukah Anda bahwa setiap hari, aktivitas manusia menghasilkan gas-gas tak kasatmata yang memiliki dampak luar biasa pada planet kita?
Gas-gas ini, yang dikenal sebagai gas rumah kaca, memiliki kemampuan untuk memerangkap panas di atmosfer, menyebabkan suhu global meningkat secara bertahap. Fenomena yang dikenal sebagai pemanasan global ini bukan sekadar isu lingkungan semata, melainkan ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup di Bumi.
Artikel ini akan menjelaskan pengaruh gas rumah kaca terhadap pemanasan global, mengungkap bagaimana emisi dari kendaraan bermotor, pabrik, dan aktivitas sehari-hari lainnya berkontribusi pada perubahan iklim yang kita saksikan saat ini.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang mekanisme ini, kita dapat mulai mengambil langkah-langkah nyata untuk mengurangi jejak karbon kita dan melindungi planet ini untuk generasi mendatang.
Mekanisme Kerja Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca memiliki fungsi yang serupa dengan kaca pada rumah kaca. Mereka bekerja dengan cara menyerap panas matahari yang dipancarkan dari permukaan Bumi. Panas ini kemudian terperangkap di dalam atmosfer, sehingga dicegah untuk kembali lepas ke luar angkasa
Fenomena yang dikenal sebagai efek rumah kaca ini berperan penting dalam menjaga suhu planet Bumi agar tetap lebih hangat dari yang seharusnya, sebuah kondisi yang memungkinkan kehidupan untuk berkembang di planet ini.
Meskipun banyak gas rumah kaca terbentuk secara alami di atmosfer, aktivitas manusia telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan konsentrasinya. Akibat penumpukan gas-gas ini, efek rumah kaca di atmosfer menjadi semakin kuat, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim global.
Perubahan iklim ini termanifestasi dalam berbagai bentuk, termasuk perubahan pola salju dan curah hujan, peningkatan suhu rata-rata secara global, serta peningkatan frekuensi dan intensitas peristiwa iklim ekstrem seperti gelombang panas dan banjir.
Berbagai Jenis Gas Rumah Kaca
Terdapat beragam jenis gas rumah kaca, masing-masing dengan potensi pemanasan global yang berbeda. Beberapa gas rumah kaca terbentuk secara alami di atmosfer, namun emisinya juga diperparah oleh aktivitas manusia. Gas-gas ini meliputi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O).
Baca Juga: Pemanasan Global Tingkatkan Risiko Kematian Jemaah Haji Hingga Lima Kali Lipat
Selain itu, terdapat kelompok gas rumah kaca terfluorinasi (gas-F), yang merupakan gas buatan manusia yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
Gas-F memiliki potensi pemanasan global yang sangat tinggi, bahkan ribuan kali lebih kuat dibandingkan dengan CO2. Kelompok gas ini mencakup hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF6), dan nitrogen trifluorida (NF3).
Gas-F sering kali digunakan sebagai alternatif pengganti zat perusak ozon. Zat perusak ozon adalah bahan kimia sintetik yang, ketika dilepaskan, dapat mencapai lapisan atmosfer bagian atas dan merusak lapisan ozon yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet berbahaya. Meskipun gas-F tidak merusak lapisan ozon seperti zat perusak ozon, mereka tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap pemanasan global.
Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris, yang bertujuan untuk mengoordinasikan upaya global dalam mengatasi perubahan iklim, mencakup tujuh jenis gas rumah kaca utama berikut ini:
* Karbon dioksida (CO2): Secara alami, CO2 dihasilkan oleh hewan selama proses respirasi dan melalui dekomposisi biomassa. Selain itu, CO2 juga dilepaskan ke atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil serta berbagai reaksi kimia. Sebaliknya, tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghilangkan CO2 dari atmosfer melalui proses fotosintesis.
Dalam fotosintesis, tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan mengubah CO2 serta air menjadi gula dan oksigen. CO2 yang diserap oleh tumbuhan akan tersimpan hingga tumbuhan tersebut mati. Inilah sebabnya mengapa hutan memainkan peran yang sangat penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon.
* Metana (CH4): Metana, sebuah gas yang tidak berwarna, merupakan komponen utama dari gas alam. Emisi metana berasal dari berbagai sumber, termasuk produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi.
Selain itu, praktik peternakan dan pertanian, perubahan penggunaan lahan, serta pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah juga berkontribusi terhadap emisi metana. Pada tahun 2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat sebagai sumber utama emisi metana.
* Dinitrogen oksida (N2O): Gas ini terutama dihasilkan sebagai produk sampingan dari aktivitas mikroba di dalam tanah dan penggunaan pupuk yang mengandung nitrogen. Proses pembakaran kayu dan produksi bahan kimia juga turut menyumbang pada emisi N2O.
Gas ini dilepaskan melalui kegiatan pertanian dan industri, serta melalui perubahan penggunaan lahan, pembakaran bahan bakar fosil dan limbah padat, dan pengolahan air limbah. Data Uni Eropa menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor dengan emisi dinitrogen oksida tertinggi.
* Hidrofluorokarbon (HFC): HFC merupakan kelompok gas yang menyumbang sekitar 90% dari total emisi gas terfluorinasi. Uni Eropa memiliki target untuk secara bertahap menghapuskan penggunaan HFC pada tahun 2050. HFC umumnya digunakan sebagai zat pendingin dalam lemari es, freezer, AC, dan pompa panas.
Baca Juga: Mengapa Pemanasan Global dapat Menyebabkan Kepunahan Spesies?
Selain itu, HFC juga digunakan sebagai propelan dalam semprotan asma dan kaleng semprot aerosol teknis, sebagai bahan pengembang busa, serta dalam alat pemadam kebakaran. Pada tahun 2021, sektor perdagangan grosir dan eceran, serta perbaikan kendaraan bermotor dan sepeda motor, menjadi sektor utama yang menggunakan HFC.
* Perfluorokarbon (PFC): Senyawa buatan manusia ini umumnya digunakan dalam berbagai proses manufaktur industri.
* Sulfur heksafluorida (SF6): Gas ini memiliki aplikasi utama sebagai isolasi listrik, terutama dalam peralatan transmisi dan distribusi tenaga listrik.
* Nitrogen trifluorida (NF3): NF3 digunakan sebagai gas pembersih ruang dalam proses produksi semikonduktor. Gas ini berfungsi untuk membersihkan residu yang tidak diinginkan dari komponen mikroprosesor dan sirkuit selama proses pembuatan.
Penjelasan Pengaruh Gas Rumah Kaca Terhadap Pemanasan Global
Mengingat bahwa berbagai jenis gas rumah kaca memiliki potensi pemanasan global yang berbeda, dampak kumulatifnya sering kali dikonversi menjadi satuan setara CO2. Konversi ini dilakukan untuk mempermudah perbandingan dan analisis dampak berbagai gas rumah kaca.
Pada tahun 2021, total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi di Uni Eropa mencapai 3,6 miliar ton dalam satuan setara CO2. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 22% dibandingkan dengan tingkat emisi pada tahun 2008.
Dalam komposisi emisi gas rumah kaca di Uni Eropa pada tahun 2021, CO2 merupakan kontributor terbesar, mencapai hampir 80% dari total volume emisi. Metana menyusul di urutan kedua dengan lebih dari 12% dari total emisi.
Meskipun metana memiliki umur tinggal yang lebih pendek di atmosfer dibandingkan dengan CO2, gas ini memiliki kemampuan untuk menyerap lebih banyak energi matahari. Selain itu, metana juga merupakan polutan udara yang berbahaya, dan kebocoran metana dapat menimbulkan risiko ledakan.
Secara keseluruhan, kelompok gas-F hanya menyumbang sekitar 2,5% dari total emisi gas rumah kaca di Uni Eropa. Meskipun proporsinya relatif kecil, gas-gas F ini memiliki efektivitas yang jauh lebih tinggi dalam memerangkap panas dibandingkan dengan CO2. Hal ini berarti bahwa meskipun dipancarkan dalam jumlah yang lebih sedikit, gas-gas F tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap pemanasan global.
Dengan memahami secara mendalam bagaimana gas-gas tersebut bekerja, kita telah menjelaskan pengaruh gas rumah kaca terhadap pemanasan global, sehingga kita bisa lebih bijak dalam mengambil tindakan untuk mengurangi dampak negatifnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR