Indonesia, sebagai bagian dari kelompok etnis Asia dengan mayoritas penduduk Muslim, lebih rentan mengalami efek yoyo dibandingkan kelompok etnis lain seperti Afrika dan Eropa. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Sadeghirad et al.
Meta-analisis tentang puasa Ramadan secara global menunjukkan bahwa masyarakat Asia Timur, termasuk Indonesia, cenderung mengurangi asupan energi total selama Ramadan tetapi meningkatkannya kembali setelah Ramadan.
Untuk memahami mekanisme ini, para peneliti mengevaluasi beberapa faktor yang mungkin berkontribusi, termasuk perubahan gaya hidup, pola makan, dan kadar hormon selama Ramadan.
Perubahan Gaya Hidup Selama dan Setelah Ramadan
Durasi puasa berbeda di setiap negara. Di Indonesia, puasa Ramadan berlangsung sekitar 12 jam, sementara di negara-negara Eropa seperti Prancis bisa mencapai 18 jam.
Karena rentang waktu ini cukup lama, umat Islam melakukan berbagai penyesuaian dalam gaya hidup mereka. Para peneliti juga meneliti apakah perubahan gaya hidup ini mempengaruhi respons individu terhadap puasa Ramadan.
Selama dan setelah Ramadan, terjadi perubahan signifikan dalam frekuensi makan. Para partisipan dalam penelitian ini umumnya makan dua kali sehari selama puasa, tetapi kembali ke pola makan tiga kali sehari setelah Ramadan.
Tidak ada perubahan signifikan dalam aktivitas fisik, yang menunjukkan bahwa individu tetap aktif meskipun tidak makan dan minum di siang hari. Selain itu, ditemukan sedikit penurunan durasi tidur selama Ramadan.
Namun, meskipun pola makan, waktu tidur, dan aktivitas fisik dianalisis dalam penelitian ini, variabel-variabel tersebut tidak ditemukan berkorelasi dengan perubahan berat badan selama dan setelah Ramadan.
Temuan ini bertentangan dengan beberapa studi sebelumnya yang menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi penurunan berat badan di akhir Ramadan.
Perubahan Pola Makan dan Komposisi Gizi
Selain perubahan frekuensi makan, terdapat pula perubahan dalam asupan dan komposisi makanan selama Ramadan. Total asupan energi menurun secara signifikan di akhir Ramadan dan meningkat kembali setelahnya.
Source | : | Mediterranean Journal of Nutrition and Metabolism |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR