Apa dampak racun buah bintaro terhadap tubuh?
Selain rasanya yang tidak enak, cerberin adalah glikosida jantung, yang berarti menyerang jantung. Seperti racun lain yang tertelan, cerberin diserap ke dalam aliran darah dari lambung. Timbulnya gejala dapat terjadi dalam waktu sekitar 20 hingga 30 menit. Sistem pertahanan tubuh memicu mual, muntah, dan diare untuk mengeluarkan racun dari sistem.
Dalam waktu 1 jam setelah tertelan, cerberin dapat menurunkan detak jantung seseorang secara berbahaya. Cerberin mengganggu pompa natrium-kalium yang mengatur gerakan jantung, menurut Hamnett. Seseorang yang menderita keracunan mungkin mengalami palpitasi dan disritmia yang meningkat menjadi gagal jantung.
“Pada dasarnya, hal itu akan mengabaikan polarisasi dalam tubuh yang diperlukan otot jantung untuk berkontraksi dan rileks,” kata Owen McDougal, seorang profesor kimia dan biokimia di Boise State University. “Tanpa fase impuls dan relaksasi, otot jantung berhenti bekerja.”
Seberapa umum kematian akibat buah bintaro?
Pohon bintaro telah terkenal selama berabad-abad sebagai penyebab kematian. Sebuah studi diterbitkan pada tahun 2004 bertajuk “Cerbera odollam: a ‘suicide tree’ and cause of death in the state of Kerala, India”. Studi menunjukkan bahwa pohon tersebut menyebabkan sekitar setengah dari kasus keracunan tanaman. Dan sepersepuluh dari total kasus keracunan terjadi di Kerala, India dari tahun 1989 hingga 1999.
Studi yang sama memperkirakan bahwa sekitar 3.000 orang per tahun mungkin telah meninggal pada abad-abad sebelumnya akibat pohon bintaro. Selain itu, kerabat dekatnya, mangga laut (Cerbera manghas), juga menyebabkan kematian.
Mangga laut digunakan sebagai “racun siksaan” selama pengadilan penyihir abad ke-19 di Madagaskar.
Seseorang dicurigai melakukan subversi spiritual, dan terkadang bahkan melakukan pencurian atau pelanggaran duniawi lainnya. Mereka harus minum larutan serutan mangga laut, diikuti dengan potongan kulit ayam. Memuntahkan kulit ayam dianggap sebagai tanda tidak bersalah.
Beberapa orang yang diuji dengan cara demikian meninggal karena efek racun. Yang lain gagal memuntahkan kulit ayam, dalam kasus tersebut mereka dianggap bersalah dan dapat dieksekusi.
Tanaman ini telah menelan banyak korban. Sebagian karena sering dikonsumsi di daerah pedesaan terpencil yang tidak memiliki akses ke perawatan darurat. Namun, jangkauan racun ini semakin mendunia karena pengecer daring menjual pohon dan benihnya di seluruh dunia.
Misalnya, sebuah studi tahun 2018 menyajikan enam kasus keracunan pohon bintaro di Amerika Serikat. Tiga di antaranya berakibat fatal. Salah satu kematian tersebut melibatkan seorang wanita berusia 33 tahun yang membeli racun tersebut, yang diiklankan sebagai suplemen penurun berat badan.
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR