Dikutip dari ABC Australia, sejumlah orang percaya bahwa perayaan Paskah, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah Easter, dimulai oleh tradisi kaum pagan untuk memperingati Eostre, dewi musim semi dan fertilitas.
Dewi Eostre punya seekor hare, sejenis kelinci. Hewan ini akhirnya menjadi simbol Easter karena dikenal mampu berkembang biak dengan cepat dan banyak.
Seiring berjalannya waktu, simbol keberadaan hewan hare diganti dengan kelinci. Kelinci biasanya melahirkan banyak bayi sehingga dianggap sebagai simbol kehidupan baru.
Di Jerman pada tahun 1700-an, anak-anak sudah terbiasa membangun sarang, dan meletakkan wortel di luar untuk "Osterhase" atau "Oschter Haws", sebutan untuk kelinci Paskah.
Imigran Jerman kemudian membawa tradisi kelinci Paskah itu ke Amerika pada tahun 1700-an. Keluarganya menetap di Pennsylvania dan menghidupkan tradisi dan legenda kelinci bertelur.
Legenda mengatakan bahwa kelinci Paskah bertelur, menghias, dan menyembunyikan telur untuk anak-anak yang baik, karena telur juga merupakan simbol kehidupan baru.
Inilah sebabnya mengapa beberapa anak mungkin menikmati perburuan telur Paskah sebagai bagian dari hari perayaan tersebut.
Namun, kelinci Paskah tidak melakukan semua pekerjaan itu sendirian! Di Swiss, telur Paskah diyakini dikirim oleh burung kukuk dan di beberapa bagian Jerman oleh rubah.
Namun yang sama, mereka semua membawah telur dan itulah telur Paskah!
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR