Sejumlah pemimpin politik dan agama, bangsawan hingga selebriti juga telah mengonfirmasi bahwa mereka akan berada di Vatikan untuk kebaktian hari Sabtu. Sebanyak 130 delegasi termasuk 50 kepala negara dan 10 raja yang berkuasa akan hadir.
Di antara mereka adalah Javier Milei, presiden negara asal Fransiskus, Argentina. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, hingga Presiden AS Donald Trump juga akan hadir.
Dari Indonesia, Presiden Prabowo mengutus beberapa tokoh, termasuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Ignasius Jonan, hingga Menteri HAM Natalius Pigai.
Dari sekian banyak delegasi yang akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, Raja Charles tidak diperbolehkan hadir di pemakaman tersebut.
Sebagai gantinya, Selasa (22 April 2025) lalu, Istana Kensington mengonfirmasi bahwa Pangeran William akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus atas nama Raja Charles.
Pangeran William akan bergabung dengan para delegasi lainnya pada upacara pemakaman di Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Raja Charles sendiri tidak akan melakukan perjalanan ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman tersebut. Hal ini sesuai dengan protokol dan preseden yang menyatakan bahwa raja tidak menghadiri pemakaman.
Pakar kerajaan Katie Nicholl menulis di Vanity Fair bahwa Raja Charles "tidak akan bepergian ke Vatikan, sesuai dengan protokol dan preseden yang menyatakan bahwa raja tidak menghadiri pemakaman, Istana Buckingham telah mengonfirmasi."
Ini bukan pertama kalinya raja diwakilkan oleh pewaris tahta kerajaan selanjutnya untuk menghadiri pemakaman seorang Paus.
Ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal pada bulan April 2005 lalu, pernikahan Charles dan Ratu Camilla harus ditunda karena Charles harus hadir menggantikan Ratu Elizabeth II.
Baca Juga: Mengapa Garda Swiss yang Ditugaskan untuk Menjaga Paus dan Vatikan?
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR