Nationalgeographic.co.id—Penemuan makhluk purba yang kini kita kenal sebagai dinosaurus bukanlah peristiwa tunggal, melainkan sebuah proses bertahap yang terungkap sepanjang abad ke-19. Di berbagai penjuru Inggris dan Amerika Serikat, tulang-belulang raksasa mulai ditemukan.
Salah satu penemuan awal yang signifikan terjadi di dekat Oxford, Inggris, berupa fosil yang mencakup ruas tulang belakang besar, sepotong rahang bawah, dan gigi-gigi yang digambarkan "seperti belati".
Fosil ini diperiksa oleh seorang profesor geologi bernama William Buckland pada tahun 1824. Makhluk misterius ini kemudian dinamai Megalosaurus, gabungan dari kata Yunani megas (berarti "besar") dan sauros (berarti "kadal").
Setahun kemudian, sekitar tahun 1825, seorang dokter bernama Gideon Mantell menemukan gigi dan tulang-belulang reptil lain dari batu pasir di hutan dekat Sussex.
Gigi-gigi tersebut memiliki tepi bergerigi, menunjukkan keausan akibat mengunyah, dan sangat mirip dengan gigi iguana modern. Mantell menamai penemuannya Iguanodon.
Kegigihan Mantell berlanjut, dan pada tahun 1833, ia mendeskripsikan spesies lain lagi: Hylaeosaurus yang berlapis baja, atau yang secara harfiah berarti "kadal hutan." Dengan demikian, tiga fosil penting—Megalosaurus, Iguanodon, dan Hylaeosaurus—telah ditemukan dan dideskripsikan.
Penamaan "Dinosaurus"
Titik balik dalam pemahaman fosil-fosil raksasa ini tiba ketika Sir Richard Owen, seorang naturalis dan paleontolog terkemuka di masanya (1804-1892), mulai mempelajarinya sekitar tahun 1839. Saat mengamati Megalosaurus, Iguanodon, dan Hylaeosaurus bersama-sama, Owen menyadari adanya karakteristik yang mencolok dan unik.
Berbeda dengan reptil modern, baik Megalosaurus maupun Iguanodon memiliki lima ruas tulang belakang di pangkal tulang punggung yang tampak menyatu selama masa hidup mereka. Owen berhipotesis bahwa ciri serupa juga dimiliki oleh Hylaeosaurus.
Kombinasi karakter ini, ditambah ukuran makhluk-makhluk yang jauh melampaui reptil terbesar yang ada saat itu, meyakinkan Owen bahwa mereka merupakan kelompok yang berbeda.
Dalam laporannya untuk edisi 1841 dari Report of the British Association for the Advancement of Science, yang berjudul Report on British Reptiles, Part II, Owen mencatat pengamatannya dan mengusulkan nama baru untuk suku atau sub-ordo Reptilia Sauria ini: Dinosauria.
Baca Juga: 3 Dekade Kita 'Dikelabui' Jurassic Park, Ternyata Seperti Ini Suara Asli Dinosaurus
KOMENTAR