Sementara itu, para ilmuwan lain yang tidak terlibat dalam studi ini mengingatkan agar tidak terburu-buru menyimpulkan sebelum laporan tersebut dipublikasikan.
Filip Taterka, profesor Egyptologi di Institute of Mediterranean and Oriental Cultures, Polish Academy of Sciences, mengatakan kepada Live Science bahwa ia meragukan prasasti dan gambar di bagian atas obelisk bisa dilihat dengan jelas oleh bangsawan dari atas perahu di Sungai Nil, mengingat jaraknya.
Obelisk Luxor (Prancis: Obélisques de Louxor) adalah sepasang obelisk Mesir kuno yang berusia lebih dari 3.000 tahun. Keduanya dipahat untuk berdiri di sisi kanan dan kiri gerbang masuk Kuil Luxor pada masa pemerintahan Ramses II (sekitar 1250 SM).
Obelisk sebelah kanan (barat), yang memiliki tinggi 23 meter, dihadiahkan oleh Mesir kepada Prancis pada 1830-an dan kemudian dipindahkan ke Place de la Concorde di Paris. Sementara itu, obelisk sebelah kiri (timur) tetap berada di tempat asalnya di Mesir.
Obelisk Luxor di Paris secara resmi diklasifikasikan sebagai monument historique (monumen bersejarah) pada tahun 1936.
Kuil Luxor sendiri telah dibangun sekitar 150 tahun sebelum masa pemerintahan Ramses II. Saat Ramses berkuasa, kuil ini mengalami renovasi besar-besaran, termasuk penambahan dua obelisk tersebut.
Masing-masing obelisk dipahat dari satu blok batu granit merah yang diambil dari tambang di Aswan, sekitar 160 km di selatan Luxor. Batu raksasa ini kemudian diangkut menggunakan kapal khusus dan dipasang dengan bantuan tali dan pasir.
Kedua obelisk memiliki tinggi yang sedikit berbeda. Obelisk yang masih berada di Luxor lebih tinggi daripada yang di Paris. Untuk menciptakan kesan simetris, obelisk yang lebih pendek (yang kini di Paris) diletakkan di atas alas yang lebih tinggi dan diposisikan lebih jauh dari gerbang utama.
Bagi orang yang mendekat dari depan, keduanya tampak seolah-olah memiliki tinggi yang sama — kemungkinan ini adalah desain yang disengaja.
Obelisk yang tersisa di Luxor kini terlihat miring. Sementara obelisk di Paris memiliki retakan pada batu aslinya, yang rupanya telah diperbaiki sejak zaman kuno.
Wajah timur dan barat dari masing-masing obelisk juga dibuat sedikit cembung — satu-satunya obelisk kuno yang memiliki fitur ini — meskipun alasan di balik desain ini belum diketahui.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR