Nationalgeographic.co.id—Kuil berfungsi sebagai tempat ibadah. Sedangkan Colosseum berfungsi sebagai amfiteater untuk permainan dan tontonan. Namun, pelengkung kemenangan—seperti Arch of Constantine— adalah saah satu peninggalan Kekaisaran Romawi yang luar biasa. Pelengkung ini menjadi salah satu dari sedikit bangunan yang murni simbolis yang didirikan oleh bangsa Romawi.
Dengan pahatan, relief, dan prasasti yang dekoratif, monumen-monumen ini menyediakan banyak sumber sejarah bagi para peneliti. Kondisi pelestariannya yang sangat baik telah memastikannya mendapat tempat yang membanggakan dalam ingatan kolektif banyak orang. Mulai dari generasi sejawaran, pelancong, dan politisi yang tertarik pada Kekaisaran Romawi kuno.
Pelengkung kemenangan awalnya muncul dari parade kemenangan, sebuah upacara yang tidak terpisahkan dari kehidupan di Republik Romawi. Prosesi mewah melalui Roma ini merupakan cara bagi para jenderal dan prajuritnya untuk merayakan kemenangan militer di depan umum.
Jenderal yang memenangkan perang yang adil berhak atas pompa triumphalis yang dibayar oleh Senat. Anggota Senat, diikuti oleh kereta perang yang penuh dengan rampasan perang, memimpin prosesi melalui kota.
“Prosesi itu berakhir di Capitoline Hill,” tulis Ivan Fumado Ortega di laman National Geographic.
Para tahanan berjalan dengan susah payah dalam keadaan dirantai di hadapan jenderal yang menang. Sedangkan sang jenderal berdiri saat menunggangi kereta perang. Kemenangan itu memuncak dengan perjamuan dan permainan untuk seluruh penduduk. Perayaan bisa berlangsung selama beberapa hari.
Merayakan kemenangan di era Republik Romawi
Prosesi kemenangan memasuki Roma melalui gerbang di tembok kota, porta triumphalis. Saat memasuki kota, jenderal yang menang secara resmi kehilangan imperium-nya. Imperium merupakan otoritas eksekutif militer penuh yang diberikan kepadanya pada awal perang. Melewati ambang pintu ini secara simbolis mengakhiri konflik militer.
Selama berabad-abad, porta triumphalis menjadi bagian utama dalam merayakan kemenangan. Mungkin untuk mengenang dan memperkuat tindakan melewati porta triumphalis, gapura kemenangan didirikan di tempat lain di kota tersebut. Sayangnya, baik porta triumphalis asli maupun gapura berikutnya yang dibangun selama periode republik tidak dilestarikan. Namun ada bukti sastra tentang keberadaannya.
Jenderal Romawi Scipio Africanus kembali sebagai pemenang dari Perang Punisia Kedua pada tahun 201 SM. Ia memerintahkan gapura kemenangan dibangun di Capitoline Hill. Delapan dekade kemudian, komandan militer Quintus Fabius Maximus mendirikan gapura lain di ujung timur Forum. Gapura itu dibangun untuk memperingati kemenangannya atas orang-orang Celtic Allobroges di Prancis tenggara.
Selama masa republik, pembangunan gapura kemenangan sementara merupakan bagian dari strategi promosi. Strategi itu menggunakan perayaan dan upacara rakyat untuk mempromosikan jenderal dan politisi terkemuka di kota tersebut.
Baca Juga: Terowongan Titus di Turki, Bukti Keajaiban Teknik Bangsa Romawi Kuno
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR