Banyak pelengkung dari periode kekaisaran, seperti pelengkung periode republik sebelumnya, merayakan kemenangan militer tertentu. Pelengkung Titus dibangun atas perintah Kaisar Domitian pada tahun 81 M. “Tujuannya adalah untuk memperingati penaklukan Yerusalem oleh kakak laki-lakinya Titus 11 tahun sebelumnya,” tambah Ortega.
Pada tahun 203–205 M, Arch of Septimius Severus didirikan di Forum Romawi. Pelengkung itu dihias dengan mewah untuk menghormati kemenangan Severus dan putra-putranya atas Parthia di Arabia dan Asyur.
Pelengkung Konstantinus (Arch of Constantine) di Roma dibangun di seberang Via Triumphalis dekat Colosseum pada tahun 312–315 M. Pelengkung itu dibangun untuk merayakan kemenangan Konstantinus dalam Pertempuran Jembatan Milvian pada tahun 312 M.
Pelengkung Konstantinus tingginya sekitar 69 kaki dan dihiasi dengan dekorasi yang rumit. Terdapat delapan panel dengan relief tinggi yang menceritakan adegan pertempuran. Pelengkung ini juga memiliki prasasti yang mendedikasikan lengkungan tersebut untuk Konstantinus. Menurut ketetapan umum, Konstantinus disebut sebagai “Augustus yang paling agung, saleh, dan terberkati.”
Konstantinus tidak ragu menggunakan “spolia,” bahan yang diambil dari monumen yang sudah ada, untuk pelengkungnya. Di antara karya-karya ini terdapat penggambaran tahanan Dacia (depictions of Dacian) yang luar biasa, yang tingginya hampir 3 meter. Karya-karya ini berasal dari masa Trajan (98–117 M) dan mungkin pernah menghiasi forum Trajan. Kemudian dipindahkan oleh pembangun Pelengkung Konstantinus pada abad keempat untuk menghiasi monumen itu.
Keberhasilan sipil
Pelengkung peringatan dari periode kekaisaran tidak hanya merayakan kemenangan militer; beberapa juga menghormati prestasi sipil.
Pelengkung Augustus (Arch of Augustus) di Rimini, misalnya, menandai pemugaran Via Flaminia. Pelengkung Trajan (Arch of Trajan) di Beneventum merayakan penyelesaian Via Traiana. Sementara lengkungan Trajan (Arch of Trajan) di Ancona mengakui perluasan pelabuhan di sana.
Pelengkung lainnya didirikan sebagai penghormatan kepada dinasti kekaisaran di pos-pos terdepan yang lebih jauh. Lengkungan Barà (Arch of Barà) di Tarragona, Spanyol, dibangun oleh seorang warga bernama Lucius Licinius Sura untuk menghormati Augustus. Selama abad kedua Masehi, berbagai pelengkung kehormatan didirikan di Afrika Utara. Termasuk Pelengkung Marcus Aurelius (Arch of Marcus Aurelius) di tempat yang sekarang disebut Tripoli.
Sisa-sisa pelengkung Romawi ini menarik perhatian para penguasa selanjutnya, mulai dari Charles V hingga Napoleon. Beberapa kota yang tidak memiliki pelengkung Romawi membangun lengkungan mereka sendiri dengan gaya Romawi. Contohnya Gerbang Alcalá (Alcalá Gate) tahun 1778 di Madrid, Gerbang Brandenburg (Brandenburg Gate) tahun 1791 di Berlin, dan Arc de Triomphe karya Napoleon di Paris. Semuanya menjadi elemen ikonik lanskap kota modern mereka.
Kemenangan bagi pelengkung kemenangan Romawi adalah pengaruh monumen tersebut bertahan lama setelah kekaisaran itu sendiri.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR