Nationalgeographic.co.id—Tahun 2024 telah tercatat dalam sejarah sebagai tahun terpanas yang pernah ada. Menurut data Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, suhu global rata-rata meroket hingga 1,6 derajat Celsius di atas level pra-industri.
Kenaikan signifikan ini memicu serangkaian kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia, yang menurut seorang ahli C3S, telah membawa "kesengsaraan bagi jutaan orang".
Bahkan sebelum bulan pertama tahun baru berlalu, kebakaran hebat telah menghancurkan sebagian besar wilayah Los Angeles, mengubah total kehidupan ribuan warganya.
Di tengah krisis iklim yang kian memburuk, sosok seperti Donald Trump, yang secara terbuka menyangkal perubahan iklim, justru menarik negaranya keluar dari kesepakatan iklim internasional dan secara aktif menghambat upaya global untuk mengendalikan kenaikan suhu rata-rata Bumi.
Situasi ini tak pelak menimbulkan perasaan putus asa yang mendalam, baik di kalangan ilmuwan maupun masyarakat umum. Memang benar, pemerintah dan korporasi memegang tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani krisis ini. Namun, di hadapan ancaman global sebesar ini, langkah konkret apa yang sebenarnya bisa diambil oleh setiap individu?
"Setiap orang memberikan dampak," tegas Darby Hoover, spesialis sumber daya senior di Natural Resources Defense Council (NRDC). Ia menjelaskan, "Korporasi terbentuk dari individu-individu, negara juga tersusun atas individu-individu. Kita membutuhkan aksi di semua tingkatan."
Lantas, langkah-langkah paling efektif apa saja yang dapat kita ambil untuk mengecilkan jejak lingkungan pribadi? Dan bagaimana kita bisa menginspirasi orang lain untuk turut bergerak? Kami merangkum pandangan para ahli berikut ini.
Sadarilah Bahwa Anda Bisa Membuat Perbedaan
Langkah fundamental dalam bertindak melawan perubahan iklim adalah memahami bahwa kontribusi Anda, sekecil apa pun itu, memiliki arti.
"Saya rasa masyarakat merasa kewalahan atau berpikir bahwa mereka harus menjadi ahli untuk melakukan tindakan ini, padahal sebenarnya tidak demikian," ujar Samantha Harrington, direktur pengalaman audiens di Yale Climate Connections, seperti dilansir The Guardian.
Para ahli juga menekankan pentingnya tidak mengejar kesempurnaan. Banyak individu memiliki keterbatasan finansial, geografis, atau pribadi yang memengaruhi tindakan yang bisa mereka ambil.
Baca Juga: Sustainability: Mengapa Dunia Butuh 'Bioekonomi Sirkular'? Benarkah Demi Lapangan Kerja?
KOMENTAR