Selada dipandang sebagai makanan pendingin yang dapat mengatur suhu tubuh pada mereka yang kepanasan. Entah kepanasan karena sifat intrinsiknya, karena penyakit, atau karena cuaca.
Banyak sifat makanan yang menghangatkan dan mendinginkan yang terasa naluriah. Selada dan mentimun bersifat mendinginkan. Sedangkan arugula bersifat menghangatkan karena pedasnya. Daging adalah makanan yang menghangatkan, terutama jika disiapkan melalui pemanggangan. Makanan mentah bersifat mendinginkan dan karenanya lebih baik disimpan untuk musim panas, saat tubuh perlu didinginkan.
Menurut para dokter kuno, resep-resep ini berhasil. Galen mengeklaim resep kuno tersebut dalam On the Properties of Foodstuffs. Menurutnya, saat masih muda—yang, karena usianya lebih panas—ia berhasil menggunakan selada karena sifatnya yang mendinginkan. Setelah ia lebih tua, selada mulai digunakan sebagai obat tidur.
“Satu-satunya obat untuk mengatasi insomnia bagi saya,” tulisnya, “adalah selada yang dimakan di malam hari,” tulis Galen.
Diet penting untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Meski demikian, diet bahkan lebih penting sebagai sarana untuk mencegah penyakit. Dengan perawatan bedah dan farmasi yang masih dalam tahap awal, sebagian besar penyakit tidak dapat disembuhkan. Akibatnya, diet merupakan perawatan kesehatan preventif—dan salah satu dari sedikit cara yang dapat dicoba seseorang untuk menghindari penyakit.
Jika seseorang perlu didinginkan, tulis Celsus dalam On Medicine, mereka harus minum air dingin, tidur, dan makan makanan asam. Jika mereka perlu dihangatkan, mereka harus makan semua makanan asin, pahit, dan daging.
Diet yang dipersonalisasi
“Nasihat diet kuno sangat dipersonalisasi,” kata Bubb. Diet yang ideal perlu disesuaikan dengan individu, jadi gagasan tentang jumlah harian yang direkomendasikan secara universal tidak masuk akal.
Misalnya seorang gladiator berotot, disarankan untuk makan makanan yang “bergizi” dan memperkuat seperti daging babi atau sapi. Lalu bagaimana dengan diet pekerja kantoran kuno yang terjebak di belakang meja sepanjang hari melakukan pembukuan atau tugas birokrasi? Mereka akan merasa lebih baik dengan makanan yang lebih ringan seperti ikan. Namun, beberapa orang, kata dokter kuno Galen, lebih mudah mencerna daging sapi daripada ikan. Aturannya akan berbeda untuk mereka.
Secara umum, sebagian besar pasien disarankan untuk mengikuti dua prinsip utama: makan sesuai musim dan menghindari perubahan drastis. Yang pertama lebih berkaitan dengan penyesuaian terhadap cuaca: di musim panas, makanlah makanan yang ringan dan dingin. Sedangkan di musim dingin, konsumsilah makanan yang menghangatkan dengan makanan yang lebih berat dan menenangkan.
Sementara sebagian besar penulis ini mengikuti apa yang kita sebut sebagai diet Mediterania. Diet mediterania terdiri dari minyak zaitun, ikan, sayuran, dan biji-bijian. Diet ini merupakan diet orang zaman dahulu bergantung pada status sosial ekonomi mereka. Dasar dari diet ini adalah lentil, roti, saus ikan fermentasi (garum), dan ikan sesekali. Dan dalam minggu yang baik, mereka bisa mengonsumsi daging. Orang kaya memiliki akses ke bahan makanan yang dibumbui dan diolah dengan baik. Seperti beragam jenis daging dan ikan seperti lidah flamingo dan macan kumbang.
Mengenai perubahan drastis, dokter kuno percaya bahwa perubahan radikal dalam diet dapat menyebabkan penyakit. Transisi dari pola makan musim dingin ke musim panas dalam semalam, misalnya, dianggap ekstrem. “Seekstrem beralih dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak pada satu minggu ke lari maraton pada minggu berikutnya,” tulis Candida Moss di laman National Geographic.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR