"Kimia dari bulu burung modern sebenarnya jauh lebih kuno daripada yang kita duga sebelumnya," tambah Slater. "Penelitian kami membantu menulis ulang narasi dan menunjukkan bahwa blok pembangun paling dasar yang dibutuhkan untuk terbang aktif telah hadir setidaknya sejak 125 juta tahun yang lalu."
Temuan ini membuka jendela baru dalam memahami bagaimana kehidupan berevolusi, memperlihatkan bahwa inovasi biologis seperti terbang bukanlah hasil instan, melainkan warisan panjang yang dimulai sejak zaman dinosaurus. Bulu yang kini menjadi simbol keindahan dan kebebasan burung modern ternyata menyimpan jejak masa lalu yang jauh lebih kompleks dari yang pernah kita bayangkan.
Melalui sains dan teknologi canggih, seperti analisis sinar-X, kita semakin mendekati pemahaman akan bagaimana makhluk purba meninggalkan warisan yang masih hidup di sekitar kita hari ini — di setiap helai bulu yang mengangkat burung ke langit.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science,Nature Ecology and Evolution |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR