Dari berbagai tulisan seniman di pameran ini, bisa disarikan bahwa dalam kesadaran mereka, tumbuhan ternyata tidak hanya menampakkan dirinya secara morfologis, dengan pertelaan yang akurat dan baku. Tumbuhan juga terlihat "gemuk", "menggemaskan", "gembira", "lucu", "elegan", "lentur", bahkan "saling merangkul dan memeluk" di mata seniman.
Baca Juga: Khazanah Alam Nusantara: Narasi Kedaulatan Pangan dalam Seni Botani
Bagian-bagian tumbuhan tidak diperikan sebagai benda yang diam, tetapi "menyerupai mulut kecil" sehingga "menyeramkan dan menggentarkan", dan membuat "merinding". Berhadapan dengan tumbuhan sebagai sosok yang hidup dan dapat bertindak, seniman merasa bahwa tumbuhan dapat "menghentikan langkah", "memanggil-manggil", "menggoda", dan "meminta untuk diabadikan".
Menyambut undangan dari si tumbuhan, seniman menjalin hubungan yang pribadi dan unik dengannya. Sebagai contoh, seorang seniman menggambar tumbuhan dengan cara "seperti saatku melihatnya menjulang tampak dari bawah" sehingga tumbuhan itu terpiuh mengecil di pucuknya. Dalam tulisan lain, seorang seniman "menikmati rimbunnya daun serta indahnya bunga waru yang berwarna kuning terang ketika terpapar cahaya matahari" dan melukisnya dengan warna sebagaimana tampak dalam ingatannya saat itu dan di situ.
Hubungan pribadi seniman dengan tumbuhan memungkinkan seniman menyapa tumbuhan sebagai "kamu". Seorang seniman bahkan memberi nama "Windy" pada tumbuhan yang ia lukis karena "angin sudah membawamu" dan "tubuhmu ringan sekali".
Tak hanya menamai, saat seniman merasa keliru, ia mengatakan "maaf". Dalam angan-angan, seniman dan tumbuhan dapat bercakap-cakap, seperti dalam contoh berikut, "Hey, lihat aku! Aku biasa saja, terlupakan, dan ada di mana-mana, tapi aku siap membantu mengatasi masalah-masalahmu".
Melalui 65 karya terpilih pameran ini tergambar keterhubungan kita dengan tumbuhan. Judul "Khazanah Alam" menggarisbawahi makna dunia tumbuh-tumbuhan sebagai tempat penyimpanan hal-hal yang berharga, yang dirawat, dihormati, dan dijaga hingga hari esok.
Tumbuhan bisa disuling dan menghasilkan minyak untuk obat. Seorang seniman dalam pameran ini menyapih bayinya dengan mengoleskan irisan batang pada puting agar pahit. Selain itu, bau bunga yang tercium di rumah dapat memberikan ketenangan atau dicemplungkan ke kuah masakan untuk menambah kesedapan. Buah menyimpan energi berbentuk gula yang memberi tenaga badan kita. Daunnya dapat membungkus makanan, dianyam menjadi kantung, mainan wayang, hingga pelindung cuaca. Kayu dapat menjadi warangka keris, bahan pembangun, alat masak, dan lain-lain.
Dari ujung daun hingga akar, manusia telah menemukan cara memanfaatkan tumbuhan. Namun, tetumbuhanlah penghasil yang sesungguhnya, sedang kita sekadar beruntung atau usil menemukan manfaatnya. Dengan begitu, kita selalu sudah dan tidak pernah tidak terhubung dengan tumbuhan. Sebab tak ada manusia tanpa tumbuhan.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Indonesian Society of Botanical Artists |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR