Baru pada tahun 1960-an, selama pemerintahan Mao Zedong, gunung itu mengungkapkan harta karun yang terkubur.
Pada bulan Juni 1968, satu peleton tentara yang ditempatkan di Provinsi Hebei merobohkan tembok batu. Saat itu mereka melakukan penggalian untuk membangun tempat perlindungan serangan udara di lereng Lingshan. Di baliknya mereka menemukan apa yang tampak seperti ruang makam.
Penemuan itu terjadi pada puncak Revolusi Kebudayaan Mao. Revolusi Kebudayaan Mao adalah sebuah kampanye kekerasan terhadap yang dianggap sebagai “elemen borjuis”. Revolusi ini sering kali mengakibatkan pembunuhan dan penghinaan publik terhadap tokoh-tokoh di bidang akademis dan pendidikan.
Dalam iklim ketakutan dan paranoia ini, sebagian besar penelitian akademis terhenti. Namun pekerjaan arkeologi darurat diizinkan untuk dilanjutkan. Institute of Archaeology of the Beijing Academy of Sciences dipanggil dan segera membentuk tim untuk menyelidiki. Mereka segera menetapkan bahwa makam itu memang ruang pemakaman kuno. Kegembiraan meningkat ketika mereka menemukan makam kedua yang jaraknya tidak jauh dari makam pertama.
Tim tersebut menyelesaikan penggalian mereka pada musim panas itu. Makam Mancheng dengan cepat dijadikan sebagai simbol pencapaian luar biasa peradaban Tiongkok di bawah Dinasti Han. Penemuan itu juga dimanfaatkan oleh rezim Mao untuk memuji arkeologi Tiongkok selama Revolusi Kebudayaan.
Isi makam
Kedua makam tersebut memiliki struktur yang sama. Keduanya dapat diakses melalui terowongan sempit. Terowongan itu mengarah ke ruang depan besar yang ditutupi oleh struktur kayu dengan atap genteng.
Ruang depan tersebut dibagi menjadi dua ruang. Ruangan di sebelah utara berisi persediaan makanan yang diawetkan dalam bejana terakota. Perbekalan tersebut akan disajikan kepada orang yang meninggal di akhirat. Ruangan di sebelah selatan berisi kandang kuda. Di ruangan itu para arkeolog menemukan kereta perang dan kerangka kuda, simbol utama kekuasaan elite.
Ruang tengah membentuk aula upacara, juga dengan atap genteng yang disangga oleh struktur kayu. Di bagian tengah terdapat dua kanopi yang dikelilingi oleh berbagai objek yang disusun berderet. Ada patung-patung keramik yang mewakili para pelayan, bejana perunggu, lampu, dan senjata ritual. Di bagian belakang ruangan ini terdapat pintu batu yang memberikan akses ke ruang pemakaman itu sendiri. Ruang ini memiliki langit-langit batu, dan di bagian tengah terdapat sarkofagus. Ruangan ini dan ruangan di sebelahnya dianggap sebagai tempat tinggal pribadi almarhum.
Jubah giok untuk orang yang meninggal
Sebagai makam keluarga kekaisaran Han pertama yang ditemukan utuh, makam Liu Sheng dan Dou Wan penting. Hal ini karena strukturnya dan dua objek yang ditemukan di antara barang-barang makam. Ada pakaian seperti baju zirah yang spektakuler yang terbuat dari batu giok. Sebelum ditemukan, pakaian giok itu hanya diketahui dari deskripsi dalam sumber-sumber sastra.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR