Nationalgeographic.co.id—Saat mendengar nama Transylvania, biasanya akan mengingatkan kita pada kisah vampir dan makhluk legenda lainnya. Padahal, wilayah di Rumania ini juga menyimpan kisah purbakala yang tak kalah menarik, yakni fosil dinosaurus kerdil yang hidup jutaan tahun lalu.
Sekelompok peneliti berhasil mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari Transylvania. Mereka menamainya Transylvanosaurus platycephalus, yang artinya "reptil berkepala datar dari Transylvania." Dinosaurus ini termasuk dalam kelompok dinosaurus kerdil yang berevolusi menjadi jauh lebih kecil dibanding kerabatnya.
Transylvanosaurus platycephalus merupakan anggota keluarga Rhabdodontidae, yaitu kelompok dinosaurus herbivora berkaki dua. Mereka hidup sekitar 70 juta tahun lalu selama periode Kapur Akhir (145 juta hingga 66 juta tahun lalu), sebagaimana dilansir dari laman Live Science.
Pada masa itu tanaman berbunga telah mengalami evolusi, begitu juga dengan penyerbuk pertama, dan nenek moyang burung mulai bereksperimen dengan kemampuan terbang.
Kemudian, superbenua Pangea telah terpecah menjadi beberapa benua kecil, dan Eropa berbentuk seperti gugusan pulau tropis, menyerupai wilayah Indonesia atau Kepulauan Galápagos saat ini.
Kajian Felix J. Augustin dan timnya itu berjudul “A new ornithopod dinosaur, Transylvanosaurus platycephalus gen. et sp. nov. (Dinosauria: Ornithischia), from the Upper Cretaceous of the Haţeg Basin, Romania” yang terbit secara daring di Journal of Vertebrate Paleontology.
Para peneliti menggambarkan spesies baru ini berdasarkan fragmen tulang dari dahi dan bagian belakang bawah tengkorak. Saat hidup, T. platycephalus kemungkinan memiliki panjang sekitar 2 meter. Ia memiliki kepala lebar dan datar serta hidup berdampingan dengan reptil lain seperti buaya dan kura-kura.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keanekaragaman dinosaurus telah menurun drastis pada masa ini, tepat sebelum peristiwa kepunahan massal yang mengakhiri zaman Kapur. Namun, temuan baru ini justru mengisyaratkan bahwa bentuk dinosaurus yang beragam masih menjadi bagian dari lanskap Eropa pada masa itu.
“Dengan setiap spesies baru yang ditemukan, kami menyangkal asumsi luas bahwa fauna Kapur Akhir memiliki keanekaragaman rendah di Eropa,” kata Felix Augustin, penulis utama studi, dalam pernyataannya.
Ukuran tubuhnya yang kecil menjadikan T. platycephalus anggota terbaru dari kelompok dinosaurus kerdil yang ditemukan di wilayah Hateg, Rumania (Transylvania merupakan nama historis dan kultural wilayah di Rumania tengah).
Sejak ditemukan pada awal abad ke-20, dinosaurus kerdil Hateg telah menarik perhatian para ahli paleontologi. Pada 2010, sekelompok peneliti lain menyimpulkan bahwa pada masa Kapur Akhir, terdapat sebuah pulau seluas sekitar 80.000 kilometer persegi di wilayah Hateg, tempat fosil dinosaurus kerdil ini ditemukan.
Baca Juga: Fosil Telur Dinosaurus di India Ungkap Cara Titanosaurus Berkembang Biak
Pulau-pulau memang sering kali menghasilkan spesies yang berukuran lebih kecil dari biasanya. Bahkan hingga saat ini, masih ada lemur kerdil di pulau utara Madagaskar dan rubah kerdil di Kepulauan Channel, California. Sekitar 10.000 tahun lalu, gajah dan kuda nil kerdil hidup di pulau-pulau di Mediterania.
Berdasarkan studi yang diterbitkan pada 2021 di jurnal Nature Ecology and Evolution, para peneliti menganalisis ribuan laporan perubahan ukuran tubuh dari lebih dari seribu spesies. Dalam kajian tersebut, mereka menemukan bahwa "aturan pulau" ini memang berlaku: hewan besar cenderung mengecil secara bertahap saat hidup terisolasi di pulau.
Ada beberapa hipotesis yang menjelaskan mengapa hewan mengecil di pulau. Salah satunya adalah tidak adanya predator besar memungkinkan hewan untuk tetap berukuran kecil, tulis antropolog evolusi Caitlin Schrein pada 2016 dalam majalah Sapiens.
Ekosistem pulau juga biasanya memiliki pilihan makanan yang terbatas, yang mungkin menyebabkan pertumbuhan tubuh terhambat. Dan jika tidak ada predator besar, maka hewan kecil tidak akan mudah tersingkir dari populasi.
Selama Kapur Akhir, dinosaurus Rhabdodontidae merupakan herbivora kecil hingga menengah yang paling umum di wilayah yang sekarang adalah Eropa. Dalam studi terbaru, para peneliti mencatat bahwa kerabat T. platycephalus juga ditemukan di wilayah yang sekarang adalah Prancis, yang pada masa itu merupakan pulau terpisah.
Saat gugusan pulau terbentuk dan permukaan laut berubah-ubah, jembatan darat di antara pulau bisa saja memungkinkan dinosaurus menyebar dan berevolusi secara terpisah.
Mereka bahkan mungkin menyebar antarpulau dengan berenang jarak pendek, kata Augustin. “Dinosaurus memiliki kaki dan ekor yang kuat. Sebagian besar spesies, terutama reptil, bisa berenang sejak lahir,” jelasnya.
Penemuan Transylvanosaurus platycephalus memperkuat pemahaman kita bahwa kehidupan di pulau bisa menghasilkan bentuk evolusi yang unik. Dari Transylvania yang legendaris, kita kembali diingatkan bahwa masa lalu bumi menyimpan cerita yang jauh lebih kaya dan kompleks dibandingkan yang selama ini kita bayangkan.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR