Evelina Fedorenko, profesor ilmu otak dan kognitif di MIT, menemukan bahwa otak EG telah membentuk ulang dirinya untuk mengompensasi bagian yang hilang. Jika pada otak normal tugas-tugas bahasa mengaktifkan lobus temporal kiri, pada EG aktivitas tersebut berpindah ke sisi kanan otaknya.
Hidup dengan Setengah Otak
Fleksibilitas otak manusia bahkan memungkinkan beberapa orang hidup hanya dengan separuh otaknya. Dr. William Bingaman, ahli bedah saraf di Cleveland Clinic, telah melakukan lebih dari 500 prosedur hemispherectomy—operasi memutus sambungan salah satu belahan otak.
Prosedur ini biasanya dilakukan pada penderita epilepsi parah yang tidak merespons pengobatan lain.
Dalam prosedur ini, dokter bedah memutus serabut saraf yang menghubungkan satu sisi otak ke sisi lainnya dan ke tubuh. Meskipun sisi otak yang terdampak tetap berada di tempatnya, fungsinya dimatikan karena pembedahan untuk mengangkatnya justru lebih berisiko.
Meskipun pemulihan dari operasi ini cukup berat, banyak pasien yang berhasil kembali menjalankan fungsi tubuhnya. Salah satunya adalah Mora Leeb, yang mengalami 50 kali kejang per hari saat masih bayi. Setelah menjalani operasi pada usia 9 bulan, ia sempat kehilangan hampir seluruh kemampuan motoriknya dan harus belajar ulang untuk tersenyum dan berguling.
Dengan dukungan terapi intensif, Mora mampu mengembangkan kemampuan bicara dan geraknya. Kini, sebagai remaja, ia masih berbicara lebih lambat, namun belahan otak yang tersisa mampu mengambil alih fungsi sisi yang hilang.
Menurut Bingaman, meski operasi ini sudah rutin dilakukan, para dokter belum sepenuhnya memahami bagaimana pasien bisa pulih dengan baik.
“Ada pasien hemispherectomy yang kuliah, menikah, punya anak, membangun keluarga, dan secara kognitif benar-benar normal dengan hanya satu sisi otak,” kata Bingaman. “Bagaimana itu bisa terjadi? Kami belum tahu.”
Bagian Otak yang Tidak Bisa Hilang
Meski begitu, ada bagian-bagian otak yang tidak bisa disentuh. Bingaman tidak akan memutus sambungan batang otak (brain stem), talamus, atau ganglia basal—struktur dalam otak yang sangat penting untuk fungsi vital seperti pernapasan, detak jantung, pemrosesan sensorik, dan kontrol gerakan.
Bagian-bagian ini mutlak diperlukan untuk kehidupan.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR