Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pari manta membentuk dua jenis lingkaran sosial. Pertama dengan betina dewasa berkumpul bersama. Kedua adalah kelompok lain yang terdiri dari jantan, betina, dan remaja. Perryman berpikir bahwa agregasi betina mungkin merupakan pertahanan terhadap upaya perkawinan yang tidak diinginkan dari jantan.
Apakah pari yang berkerabat dekat menghabiskan lebih banyak waktu bersama adalah salah satu pertanyaan penelitian Perryman di masa mendatang.
Cerdas dan ekstrovert—untuk seekor ikan
Csilla Ari, ahli saraf perilaku di University of South Florida, mengatakan bahwa temuan tersebut sesuai dengan penelitiannya sendiri. Penelitian Ari menunjukkan bahwa ikan itu pintar, berinteraksi dengan pantulan mereka di cermin. Pari manta juga dapat dengan cepat mencerahkan tanda putih di punggung mereka selama interaksi sosial yang intens, menurut Ari.
“Sinyal ini dapat memperkuat hierarki sosial antara pari manta,” jelas Ari. Ari mencatat bahwa studi baru ini menambah pemahaman baru tentang perilaku sosial pari manta. J
oshua Stewart, ahli ekologi konservasi dari Manta Trust, memuji temuan studi tersebut. Namun ia memperingatkan agar tidak menaruh ekspektasi mamalia tentang perilaku sosial pada pari manta.
Baik Stewart maupun penulis studi mengakui bahwa ikatan pari manta bukanlah fenomena yang erat dan seumur hidup. Seperti yang dialami banyak paus, misalnya. Aliansi pari manta berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, bukan puluhan tahun.
Perairan yang lebih bersahabat
Memahami dunia sosial yang baru diidentifikasi ini dapat membantu para ilmuwan melestarikan spesies tersebut dengan lebih baik. “Pari manta karang terdaftar sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan oleh International Union for Conservation of Nature,” tulis Jake Buehler di laman National Geographic.
Pari manta karang menghadapi banyak ancaman, mulai dari polusi plastik hingga penangkapan ikan yang berlebihan. Misalnya, jaringan sosial pari manta mungkin penting untuk reproduksi atau kemampuan mereka menemukan makanan, kata Perryman.
Sangat populer bagi orang untuk melihat atau berenang bersama ikan pari manta. Penelitian Perryman dapat memberi informasi kepada pengelola pariwisata tentang praktik yang lebih bertanggung jawab.
Misalnya, data tersebut dapat membantu pemerintah mengembangkan pedoman tentang jumlah perahu dan wisatawan yang diizinkan berada di perairan bersama ikan pari manta.
Secara keseluruhan, Perryman berharap penelitiannya tentang “persahabatan” pari manta dapat lebih mudah menghubungkan masyarakat dengan makhluk mengagumkan ini. Juga mendorong antusiasme untuk melindungi mereka, alih-alih merusak habitatnya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR