Beberapa kebijakan dan upaya konservasi telah berhasil meningkatkan populasi pari manta terumbu karang di Raja Ampat.
Namun, peningkatan aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dan pariwisata di Indonesia bagian timur masih menimbulkan tantangan. Pari manta memang tidak ditangkap atau diburu secara langsung. Tapi mereka sering terjerat tali pancing dan jaring, yang dapat menyebabkan cedera dan terkadang kematian.
Raja Ampat pun semakin populer sebagai tujuan wisata utama. Kepadatan penduduk dan perilaku agresif oleh penyelam dan perenang di Raja Ampat mengganggu pembersihan dan pemberian makan pari manta. Semuanya dapat memengaruhi kesehatan dan kebugaran pari manta karang.
Strategi konservasi untuk pari manta terumbu karang memerlukan pendekatan yang lebih tepat dan terarah. Tujuannya adalah untuk mengatasi tantangan yang semakin meningkat ini secara efektif.
Pengakuan pari manta karang sebagai metapopulasi dapat menginformasikan perubahan strategi dalam pengelolaan konservasi.
Tim peneliti juga telah menyampaikan temuan dan rekomendasi mereka kepada otoritas yang bertanggung jawab mengelola jaringan Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat.
Mereka merekomendasikan agar otoritas pengelolaan kawasan lindung laut di Raja Ampat membuat dan menerapkan tiga unit pengelolaan terpisah. “Masing-masing unit disesuaikan dengan kebutuhan khusus salah satu populasi pari manta setempat,” jelas Setyawan.
Unit-unit terpisah diperlukan karena setiap habitat memiliki demografi yang berbeda dan berjauhan, sehingga sulit untuk mengelolanya sebagai satu unit. Strategi ini dapat dilakukan karena penjaga setempat di setiap habitat telah melakukan patroli dan pemantauan secara teratur.
Peneliti juga melihat kebutuhan mendesak untuk melindungi area kritis untuk berbagai aktivitas pari manta karang di Raja Ampat. Area kritis itu disebut Eagle Rock, yang saat ini berada di luar zona perlindungan yang ada. Terletak di sebelah barat Waigeo, Eagle Rock dapat dijaga secara efektif dengan memperluas jaringan kawasan lindung laut Raja.
Melindungi Eagle Rock sangat penting. Pertama, karena Eagle Rock berfungsi sebagai koridor migrasi penting yang menghubungkan area dan habitat penting di dalam beberapa kawasan. Seperti kawasan lindung laut Misool Tenggara, kawasan lindung laut Selat Dampier, kawasan lindung laut Raja Ampat, dan kawasan lindung laut Waigeo Barat. Yang kedua, karena meningkatnya ancaman dari aktivitas penambangan nikel di Pulau Kawe.
Kawasan lindung laut melarang penangkapan ikan secara industri, membatasi pariwisata, dan semua kegiatan yang tidak berkelanjutan. Termasuk pertambangan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak lingkungan.
Tim memetakan pola pergerakan dan jaringan area dan habitat utama pari manta karang di Raja Ampat. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi dasar bagi penelitian di masa mendatang, termasuk analisis genetik dan pelacakan satelit.
Teknik canggih dapat memberikan wawasan mendalam tentang struktur populasi, wilayah jelajah, dan distribusi pari manta karang di Raja Ampat. Pada akhirnya, juga dapat membantu meningkatkan strategi pengelolaan dan konservasi.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR