Meski pemanfaatan mutasi ini dalam terapi tidur masih jauh, studi seperti ini membuka jalan untuk kemungkinan pengembangan obat atau terapi baru untuk mengatasi gangguan tidur seperti insomnia.
Lebih dari itu, individu NSS memberi petunjuk penting tentang peran tidur dalam menjaga sistem imun, ketajaman kognitif, dan pemrosesan memori.
“Orang-orang [NSS] ini—semua fungsi tubuh yang biasa kita lakukan saat tidur—mereka mampu melakukannya dengan lebih efisien,” jelas Dr. Ying-Hui Fu, ahli saraf dan genetik dari University of California, San Francisco, dalam wawancara dengan Nature.
Penemuan mutasi genetik seperti pada SIK3 membawa kita lebih dekat pada pemahaman menyeluruh tentang fungsi tidur dalam kehidupan manusia.
Di masa depan, pendekatan personal terhadap kebutuhan tidur bisa menjadi bagian dari praktik medis yang umum, dengan terapi yang disesuaikan berdasarkan profil genetik seseorang.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Source | : | Science Alert,PNAS |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR