Nationalgeographic.co.id—Diplodocus, raksasa purba yang namanya berarti 'balok ganda', memiliki ciri fisik yang sangat mencolok. Lehernya yang panjang, yang pada awalnya diduga digunakan untuk meraih vegetasi tinggi dan rendah serta minum air, selalu menjadi bahan perdebatan para ilmuwan.
Kini, teori terbaru menyatakan bahwa ligamen yang membentang dari pinggul hingga bagian belakang leher memungkinkan Diplodocus menopang lehernya dalam posisi horizontal tanpa menggunakan otot. Penemuan ini didukung oleh struktur tulang belakangnya yang terbelah di tengah, membentuk ruang untuk menopang ligamen tersebut.
Selain leher yang fenomenal, Diplodocus juga memiliki ekor sangat panjang yang menyerupai cambuk, dan kemungkinan besar dilengkapi dengan duri-duri tulang yang sempit dan runcing di sepanjang punggungnya.
Nama 'Diplodocus' sendiri merujuk pada tulang ekornya. Berbeda dengan dinosaurus lain yang memiliki tulang di bawah ekornya lurus dan runcing, Diplodocus memiliki tulang berbentuk dua balok, menyerupai huruf ‘V’ terbalik.
Meskipun awalnya ilmuwan mengira hanya Diplodocus yang memiliki keunikan ini, seperti dilansir laman resmi Natural History Museum, penemuan selanjutnya menunjukkan bahwa banyak dinosaurus berleher panjang lainnya juga memilikinya.
Sebagai salah satu dinosaurus terpanjang, sebagian karena ekornya yang ekstrem, Diplodocus adalah hewan yang sangat besar. Namun, perlu dicatat bahwa ia bukanlah yang tertinggi jika dibandingkan dengan raksasa berleher panjang lainnya pada masanya.
Giraffatitan, misalnya, dengan bentuk tubuhnya yang menanjak, menjulang sekitar 25 meter, mampu mencapai daun dari puncak pohon tertinggi. Bahkan, jika kita melihat sepanjang sejarah dinosaurus, titanosaurus raksasa dari periode Kapur Akhir seperti Patagotitan dan Dreadnoughtus jauh lebih besar dan lebih berat daripada Diplodocus.
Meskipun ukurannya masif, fungsi pasti leher panjang Diplodocus dan dinosaurus sauropoda lainnya masih menjadi misteri. Salah satu teori yang pernah populer adalah leher panjang berfungsi sebagai penyeimbang untuk ekornya yang menyerupai cambuk, yang esensial untuk pertahanan.
Namun, banyak ilmuwan saat ini tidak lagi sepenuhnya yakin dengan teori ini. Teori lain yang lebih diterima saat ini adalah bahwa leher panjang memungkinkan Diplodocus untuk meraih berbagai sumber makanan tanpa harus banyak menggerakkan tubuhnya. Ini akan sangat menghemat energi, mengingat ukuran dan bobotnya yang luar biasa.
Diplodocus: Dari Fosil ke Ikon Museum
Semua tulang Diplodocus yang pernah ditemukan berasal dari Formasi Morrison, sebuah situs fosil yang membentang di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Situs ini juga merupakan rumah bagi banyak dinosaurus Jurassic terkenal lainnya, termasuk Allosaurus, Brontosaurus, dan Stegosaurus.
Baca Juga: Bagaimana Kepunahan Massal Membuka Jalan bagi Zaman Dinosaurus?
KOMENTAR