Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari rata-rata orang biasanya. Kondisi ini bisa membuat penderitanya sulit untuk merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan orang lain. Gangguan kepribadian disebabkan oleh kombinasi dari situasi-situasi atau latar belakang kehidupan yang tidak menyenangkan dengan gen yang membentuk emosi seseorang yang diwariskan dari orang tuanya.
Skizofrenia adalah gangguan serius yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bertindak. Individu dengan kondisi ini sering mengalami kesulitan membedakan realitas dari delusi mereka. Akibatnya, mereka seringkali menjadi penyendiri dan mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain serta sulit berurusan dengan situasi sosial. Diperkirakan, 1 dari 20 orang dengan skizofrenia akan mencoba untuk bunuh diri.
Anoreksia nervosa
Menjauhi makanan sebisa mungkin dan selalu berbohong bahwa mereka tidak lapar atau sudah makan. Itulah tanda-tanda pengidap anoreksia.
Kalangan ini merasa dirinya gemuk sehingga membuat mereka terus-menerus menurunkan berat badan. Diperkirakan 20 persen pengidap anoreksia akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.
Baca juga: Tidak Hanya Mengantuk, Kurang Tidur Juga Memiliki Beberapa Tanda Lain
Kesadaran akan kesehatan mental
Data Riset Kesehatan Dasar menyebutkan, pada tahun 2013 terdapat 56.000 penderita yang dipasung karena stigma negatif, kurangnya informasi, dan buruknya fasilitas penanganan terhadap orang yang menderita gangguan kejiwaan.
Data Riset Kesehatan Dasar juga mencatat bahwa pada tahun 2007 terdapat sekitar 1 juta orang yang mengalami gangguan jiwa berat dan 19 juta orang yang mengalami gangguan jiwa ringan hingga sedang, dengan jumlah yang terus meningkat secara signifikan.
“Angka-angka tersebut sebenarnya hanyalah puncak gunung es yang menyimpan potensi bahaya laten lain yang lebih besar. Intinya, isu kesehatan mental apabila terus menerus terpinggirkan akan berpengaruh buruk bagi negara”, terang peneliti bidang Psikologi Klinis dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Putra Wiramuda dalam diskusi mengenai kesadaran masyarakat akan kesehatan mental di Indonesia, pada Senin (24/7).
Menurut Putra, WHO secara tegas menyatakan bahwa pembangunan kesehatan fisik dan mental harus dilakukan secara berimbang dan menjadi kewajiban yang harus ditanggung bersama oleh pemerintah dan masyarakat.
Baca juga: Dalam Beberapa Kasus, Gigi Dapat Tumbuh di Dalam Hidung Manusia
“Dengan demikian terdapat kesenjangan antara cita-cita kesehatan yang diinginkan WHO dengan apa yang terjadi di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut sudah sepatutnya masyarakat untuk lebih aware akan pentingnya kesehatan mental,” papar Putra.
Lebih lanjut, Putra memiliki beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental:
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Reuters,alodokter.com,TMZ |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR