Setelah tahun lalu dunia dikejutkan dengan beberapa kasus bunuh diri yang dilakukan oleh figur publik seperti Robin Williams, Chester Bennington, dan Jonghyun SHINee, kali ini kabar duka kembali datang dari dunia fashion.
Kate Spade ditemukan meninggal di dalam apartemennya di Park Avenue, New York. Dikutip dari Reuters, Spade ditemukan tergantung dengan menggunakan scarf. Pengurus rumah tangga menemukan Spade sudah tidak bernyawa pada Selasa (5/6/2018) pukul 10.20 waktu setempat.
Baca juga: Fenomena Penyakit Mental di Industri Hiburan, Apa Penyebabnya?
Walaupun polisi menemukan surat yang diduga ditinggalkan oleh Spade, namun pihak kepolisian masih enggan untuk memberitahukan isi dari surat tersebut. Kepala polisi dan detektif New York, Dermot F. Shea, mengatakan bahwa kasus kematian ini masih dalam tahap penyelidikan awal.
Meski begitu, isi surat yang diduga ditulis oleh desainer dengan nama lahir Katherine Noel Brosnahan ini telah tersebar secara luas. Beberapa media luar, seperti TMZ menuliskan isi surat tersebut. Surat yang ditujukan untuk sang anak, berisi "Bea - aku selalu mencintaimu. Ini bukan salahmu. Tanya Ayah!".
Terlepas dari faktor pemicu bunuh diri yang dilakukan oleh Spade, fenomena bunuh diri telah menjadi sebuah fenomena menyedihkan yang terjadi di seluruh dunia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, sekitar 800.000 orang tewas akibat bunuh diri setiap tahunnya. Jumlah ini belum termasuk kasus-kasus percobaan bunuh diri.
Ada beragam faktor yang bisa memicu seseorang untuk bunuh diri, seperti masalah ekonomi, konflik dengan keluarga, ditolak dalam pergaulan, masalah percintaan, pernah mengalami pelecehan seksual, menjadi korban perundungan (bullying), hingga motif terorisme.
Baca juga: Foto-foto Menyedihkan dari Pencemaran Plastik di India dan Filipina
Di luar hal-hal tersebut, hasrat ingin bunuh diri juga kerap kali berhubungan dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Berikut ini adalah beberapa kondisi kesehatan mental yang bisa memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri:
Gangguan bipolar
Orang yang memiliki gangguan bipolar memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan dengan orang yang tidak mengidap bipolar. Penderita gangguan bipolar kerap mengalami perubahan suasana hati yang sangat drastis dalam kurun waktu yang sempit.
Mereka bisa merasa sangat gembira dan bersemangat, kemudian mendadak berubah menjadi sedih, kehilangan semangat dan bahkan depresi.
Depresi berat
Ciri-ciri umum pada orang yang mengalami depresi berat adalah adanya perasaan putus asa, suasana hati yang buruk, merasa lelah, atau kehilangan minat dan motivasi. Ciri-ciri semacam ini dapat memberi dampak buruk bagi kehidupan orang tersebut secara menyeluruh. Pada akhirnya memicu mereka untuk lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri.
Baca juga: Tujuh Cara Mengurangi Penggunaan Plastik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari rata-rata orang biasanya. Kondisi ini bisa membuat penderitanya sulit untuk merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan orang lain. Gangguan kepribadian disebabkan oleh kombinasi dari situasi-situasi atau latar belakang kehidupan yang tidak menyenangkan dengan gen yang membentuk emosi seseorang yang diwariskan dari orang tuanya.
Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan serius yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bertindak. Individu dengan kondisi ini sering mengalami kesulitan membedakan realitas dari delusi mereka. Akibatnya, mereka seringkali menjadi penyendiri dan mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain serta sulit berurusan dengan situasi sosial. Diperkirakan, 1 dari 20 orang dengan skizofrenia akan mencoba untuk bunuh diri.
Anoreksia nervosa
Menjauhi makanan sebisa mungkin dan selalu berbohong bahwa mereka tidak lapar atau sudah makan. Itulah tanda-tanda pengidap anoreksia.
Kalangan ini merasa dirinya gemuk sehingga membuat mereka terus-menerus menurunkan berat badan. Diperkirakan 20 persen pengidap anoreksia akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.
Baca juga: Tidak Hanya Mengantuk, Kurang Tidur Juga Memiliki Beberapa Tanda Lain
Kesadaran akan kesehatan mental
Data Riset Kesehatan Dasar menyebutkan, pada tahun 2013 terdapat 56.000 penderita yang dipasung karena stigma negatif, kurangnya informasi, dan buruknya fasilitas penanganan terhadap orang yang menderita gangguan kejiwaan.
Data Riset Kesehatan Dasar juga mencatat bahwa pada tahun 2007 terdapat sekitar 1 juta orang yang mengalami gangguan jiwa berat dan 19 juta orang yang mengalami gangguan jiwa ringan hingga sedang, dengan jumlah yang terus meningkat secara signifikan.
“Angka-angka tersebut sebenarnya hanyalah puncak gunung es yang menyimpan potensi bahaya laten lain yang lebih besar. Intinya, isu kesehatan mental apabila terus menerus terpinggirkan akan berpengaruh buruk bagi negara”, terang peneliti bidang Psikologi Klinis dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Putra Wiramuda dalam diskusi mengenai kesadaran masyarakat akan kesehatan mental di Indonesia, pada Senin (24/7).
Menurut Putra, WHO secara tegas menyatakan bahwa pembangunan kesehatan fisik dan mental harus dilakukan secara berimbang dan menjadi kewajiban yang harus ditanggung bersama oleh pemerintah dan masyarakat.
Baca juga: Dalam Beberapa Kasus, Gigi Dapat Tumbuh di Dalam Hidung Manusia
“Dengan demikian terdapat kesenjangan antara cita-cita kesehatan yang diinginkan WHO dengan apa yang terjadi di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut sudah sepatutnya masyarakat untuk lebih aware akan pentingnya kesehatan mental,” papar Putra.
Lebih lanjut, Putra memiliki beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental:
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Reuters,alodokter.com,TMZ |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR