Nationalgeographic.co.id - Selama ratusan tahun, petani di Amerika Utara sangat membenci tanaman milkweed. Mereka bahkan akan melakukan segala cara untuk mengenyahkan tanaman dengan produksi nektar tinggi ini.
Nathalie Leonard, salah seorang petani stroberi asal Desa Lac-du-cerf, Quebec membenarkan hal tersebut. "Saya sangat membenci milkweed yang tumbuh di ladang stroberi saya".
Lantas apa yang membuat Nathalie saat ini memiliki 60 acres (242.811 m2) tanaman milkweed? Penyusutan populasi kupu-kupu monarch ternyata alasan di balik perubahan besar ini. Tidak hanya Nathalie, petani setempat juga mulai menyukai milkweed.
Baca juga: Mirip UFO Hingga Mirip Payudara, Inilah 9 Formasi Awan Langka
Milkweed merupakan tanaman berbunga yang sangat digemari kupu-kupu. Banyaknya nektar yang dihasilkan membuat kupu-kupu sangat menyukai tanaman ini. Tidak hanya itu, milkweed juga menghasilkan getah dengan kandungan alkaloid serta cardenoloid yang dapat digunakan sebagai obat.
Namun, bunga Milkweed ternyata juga mengandung racun.
Heather Darby, seorang ahli agronomi dari Universitas Vermont, mengatakan bahwa milkweed adalah racun. Milkweed dikatakan dapat meracuni ternak. Sebuah studi mengatakan bahwa sapi dapat keracunan dan mengalami depresi karena memakan milkweed.
Namun, Kupu-kupu monarch diketahui sangat bergantung pada milkweed. Milkweed menjadi satu-satunya inang untuk kupu-kupu bertelur. Ironinya, milkweed mengalami penurunan jumlah pertumbuhan akibat maraknya pembangunan dan pencemaran oleh herbisida.
Tergugah untuk membantu memulihkan populasi kupu-kupu ikonik Monaco tersebut, para petani pun mengabaikan tanaman beracun ini dan mulai mengalihfungsikan lahan mereka dan menanam tanaman yang dahulu dibenci.
Selain untuk menyelamatkan kupu-kupu monarch dari kepunahan, gagasan tersebut juga memiliki manfaat ekonomi—diharapkan mampu membawa keuntungan. Janji ekologi dan ekonomi setidaknya mendorong 100 petani di Quebec untuk mulai menanam milkweed.
Seakan menular dengan cepat, gagasan penanaman milkweed untuk kupu-kupu monarch juga terjadi di Vermont. Petani setempat pun mulai mempercepat pengalihfungsian lahan.
Source | : | Fox |
Penulis | : | Mar'atus Syarifah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR