Nationalgeographic.id - Dalam satu tahun terakhir, kasus kematian gajah seakan mengalami peningkatan tajam. Hewan besar ini tidak pernah berhenti diteror oleh para pemburu gading.
Dalam tiga bulan terakhir, sebuah survey yang dilakukan melalui pemantauan udara mengungkap bahwa 87 gajah mati tidak jauh dari tempat perlindungan satwa liar di Botswana, ungkap konservasionis.
Sebagian besar dari gajah yang mati ini kehilangan gading mereka.
Baca juga: Baca Juga : Peneliti Kembangkan Kecerdasan Buatan yang Bisa Prediksi Gempa Susulan
Tidak hanya gajah, lima ekor badak putih pun ikut diburu dan mati dalam kurun waktu yang sama.
Berbagai pihak menduga bahwa perburuan membuat gajah-gajah ini pergi menyeberangi perbatasan menuju Botswana. Sialnya, para pemburu juga turut serta mengikuti perpindahan ini.
Dr. Mike Chase, seorang aktivis dari Elephants Without Borders terkejut dengan temuan ini. Dilansir dari BBC, Mike mengatakan bahwa jumlah kematian gajah ini adalah jumlah terbesar yang pernah ia lihat dan baca di Afrika.
"Ini membutuhkan tindakan penting dan segera oleh pemerintah Botswana," ucap Chase lebih lanjut.
Masih menurut Chase, populasi gajah afrika telah merosot tajam dari jutaan (tahun 1900) menjadi sedikitnya 415.000 (saat ini). "Di Tanzania saja populasi gajah menurun 60 persen menjadi 43.000 antara tahun 2009 hingga 2014, menurut pemerintah," ungkap Chase.
Baca juga: Baca Juga : Fasilitas Kloning ala Jurassic Park Dibangun untuk Hidupkan Mammoth
Jumlah gajah yang mati ini diduga akan terus bertambah, mengingat survey udara ini baru dilakukan setengah jalan.
Mengenai pemburu, Dr. Chase mengatakan bahwa arah senjata para pemburu saat ini adalah Botswana.
Source | : | Australia Plus ABC |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR