Nationalgeographic.co.id - Agar dapat bertahan di alam liar, insting bertahan hidup merupakan modal utama yang harus dimiliki tidak hanya oleh manusia, tetapi juga hewan.
Adaptasi adalah salah satu caranya. Rubah merah merupakan hewan yang dapat dengan mudah beradaptasi dalam berbagai habitat, termasuk gurun, hutan, dan pegunungan. Selain kemampuannya dalam beradaptasi dalam habitat, hewan yang dipandang cerdas dan licik ini juga dapat beradaptasi dalam berbagai musim, baik musim panas maupun dingin.
Baca juga: Baca Juga : Demi Sebuah Foto, Hewan Buas di Taman Safari Diduga Dibius, Benarkah?
Tidak cukup sampai disitu, seekor rubah pun memiliki keunggulan lain, yakni perubahan perilaku berburu yang berbeda dalam setiap musim.
Pada saat musim dingin, sebagian besar hewan akan menghabiskan waktunya untuk melakukan hibernasi. Namun berbeda dengan seekor rubah merah, mereka akan lebih aktif dalam mencari makan. Namun, bukankah cara terbaik agar dapat bertahan hidup pada saat musim dingin adalah berhibernasi? Mengapa rubah malah menjadi lebih aktif pada saat musim dingin?
Ketika musim dingin datang, para predator besar seperti singa gunung akan semakin aktif dalam mencari mangsa, yang kemudian akan meninggalkan sisa dan bangkai buruannya begitu saja. Perilaku inilah yang kemudian menjadi peluang bagi seekor rubah merah.
Bisa dibilang, sumber daya makanan seekor rubah merah begantung pada predator besar selama musim dingin.
Setiap tahunnya, rubah selalu diuntungkan dengan bangkai para mangsa predator besar, namun mereka lebih memanfaatkan bangkai tersebut pada saat musim dingin ketimbang saat musim panas.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kelangkaan sumber makanan. Selama musim dingin umumnya hewan akan melakukan hibernasi dalam kurun waktu yang cukup panjang agar tidak kelaparan selama musim dingin.
Hibernasi oleh kebanyakan hewan ini kemudian membuat pasokan makanan rubah merah menipis. Karena itulah mereka mengakalinya dengan mengonsumsi bangkai sisa makanan singa gunung.
Baca juga: Baca Juga : Benarkah Terlalu Banyak Minum Air Dapat Berdampak Buruk Bagi Tubuh?
Dengan begitu, setidaknya mereka dapat mengganjal rasa lapar dan meningkatkan stamina agar bisa bertahan dalam musim dingin yang panjang. Di sisi lain, keuntungan yang diperoleh oleh rubah ketika berburu pada saat musim dingin adalah berkurangnya saingan. Para pesaing ini juga ikut melakukan hibernasi.
Namun, apakah para predator besar seperti singa gunung tersebut keberatan jika bangkai dari mangsanya direnggut oleh rubah merah? Jawabannya adalah tidak. Singa gunung memiliki rasa toleransi yang tinggi jika bangkai mangsanya dicomot oleh rubah merah.
Source | : | PeerJ |
Penulis | : | Tiara Syabanira Dewantari |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR