Nationalgeographic.co.id – Pihak Rusia mengklaim bahwa kebocoran udara yang terjadi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mungkin salah satu jenis sabotase dan dilakukan dengan sengaja.
Dmitry Rogozin, Kepala Badan Antariksa Roscosmos, mengatakan, lubang yang terdeteksi di pesawat luar angkasa Rusia tersebut disebabkan oleh pengeboran manusia. Namun, ia belum tahu apakah tindakan tersebut dilakukan saat pesawat masih di Bumi atau dilakukan oleh astronaut di antariksa.
“Ada tanda pengeboran di sana, tampaknya dilakukan oleh ‘tangan yang ragu-ragu’. Apakah ini hasil cacat produksi atau tindakan terencana?
Kami memeriksa semuanya di Bumi, tapi ada versi yang tidak dapat diabaikan: yakni kemungkinan gangguan yang disengaja di luar angkasa,” paparnya.
Baca juga: Baca Juga : Bukan Hanya Manusia, Tokek pun Juga Dikirim Menuju Luar Angkasa
Rogozin menambahkan, komisi negara akan berusaha menemukan pelakunya karena ini terkait “masalah kehormatan” bagi perusahaan manufaktur ruang angkasa, Energia, yang membuat wahana antariksa Soyuz.
Setelah mengetahui pesawatnya mengalami kebocoran, para astronaut di ISS langsung menyumbat lubang dengan perekat. Meski kehilangan tekanan udara, namun peristiwa ini tidak mengancam nyawa mereka.
Saat ini, di ISS terdapat dua kosmonaut asal Rusia, tiga astronaut NASA, dan satu astronaut Jerman dari European Space Agency (EPA).
Pro dan kontra
Awalnya, Rogozin mengatakan, lubang di sisi pesawat yang digunakan untuk mengangkut astronaut ke luar angkasa tersebut, disebabkan oleh meteroit kecil. Namun, tak lama kemudian, alasan itu dikesampingkan dan menyebut adanya sabotase.
Maxim Surayev, anggota parlemen Rusia yang merupakan mantan kosmonaut, mengatakan, mungkin salah satu astronaut dengan gangguan psikologis sengaja melubangi pesawat agar bisa pulang ke Bumi lebih cepat.
“Mereka semua manusia dan pasti ingin pulang ke rumah. Jika benar ada astronaut yang melakukannya dengan sengaja, itu tidak bisa dibiarkan. Cara tersebut sangat buruk,” kata Surayev.
“Saya berdoa semoga ini memang masalah produksi saja. Namun, sepanjang sejarah, memang tidak pernah ada kecacatan di pesawat Soyuz,” tambahnya.
Sementara itu, Alexander Zheleznyakov, mantan insinyur sekaligus pengarang buku tentang antariksa, berkata sebaliknya. Bagaimana pun juga, pengeboran di gravitasi nol sangat sulit sulit dilakukan.
Baca juga: Baca Juga : Lubang Hitam, Objek Luar Angkasa yang Menelan Apa pun di Sekitarnya
Salah satu sumber dari industri pesawat luar angkasa menduga bahwa Soyuz mungkin mengalami kerusakan selama pengujian di kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, setelah melewati pemeriksaan awal. Namun, entah bagaimana caranya, kerusakan itu berhasil ditutupi hingga Soyuz meluncur ke ruang angkasa.
“Seseorang di Bumi mungkin melakukan kesalahan dan berhasil menutup lubangnya, tapi kemudian perekat mengering dan terlepas saat berada di luar angkasa,” jelas sumber tersebut.
Energia sendiri akan melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan kerusakan pada semua wahana Soyuz dan pesawat tak berawak lainnya di tempat pembuatannya di luar Moskow dan Baikonur.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR