Nationalgeographic.co.id – Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa pertemuan dengan lubang hitam berukuran sedang dapat menghidupkan kembali bintang yang sudah mati.
Sekelompok astronom melakukan simulasi komputer untuk menguji apa yang akan terjadi jika ‘bangkai’ bintang yang sudah terbakar – bernama katai putih – mendekati lubang hitam tingkat menengah yang menyimpan seribu hingga 10 ribu kali lipat massa Matahari.
Baca juga: Baca Juga : Stasiun Luar Angkasa Mengalami Kebocoran Udara, Hasil Sabotase?
Hasilnya menunjukkan bahwa gravitasi kuat dari lubang hitam, dapat merenggangkan dan mendistorsi isi katai putih yang sudah tak berdaya, dengan sangat dramatis.
Ini membuat proses fusi nuklir di bintang mati tersebut aktif kembali selama beberapa detik – mengubah helium, karbon, dan oksigen menjadi elemen yang lebih berat seperti zat besi.
Peristiwa ‘gangguan pasang surut’ tersebut akhirnya menghasilkan gelombang gravitasi yang diprediksikan Albert Einstein beberapa abad lalu. Riak tersebut pertama kali terdeteksi pada 2015 lalu oleh Laser Interferometer Gravitational-wave Observatory (LIGO).
Lubang hitam menengah
Dengan adanya studi terbaru ini, peneliti dapat lebih memahami lubang hitam berukuran sedang.
Para astronom telah menemukan banyak lubang hitam kecil dan supermasif yang mengandung jutaan -- bahkan miliaran -- massa Matahari di galaksi. Namun, saudaranya yang di tingkat menengah ini tetap sulit dipahami hingga saat ini.
“Penting untuk mengetahui berapa banyak lubang hitam berukuran sedang yang ada di galaksi. Sebab, itu dapat membantu menjawab pertanyaan dari mana lubang hitam supermasif berasal,” kata Chris Fragile, profesor fisika dan astronomi dari College of Charleston yang terlibat dalam penelitian.
“Menemukan lubang hitam sedang melalui peristiwa ‘gangguan pasang surut’ tadi akan menjadi kemajuan luar biasa,” tambahnya.
Perlu diketahui bahwa lubang hitam supermasif tidak akan menciptakan gangguan serupa dan menghidupkan kembali bintang mati karena ia mungkin akan langsung menelan katai putih jika bertemu.
Baca juga: Baca Juga : Bumi Dapat Hilang Ketika Dua Gelombang Gravitasi Saling Bertabrakan
Tidak hanya memahami lubang hitam bermassa sedang, penelitian ini juga menunjukkan bahwa Matahari kita bisa mati di masa depan.
Setiap bintang yang memulai kehidupannya dengan delapan kali massa Matahari, pada akhirnya menjadi katai putih yang dangkal.
Nasib itu pun menanti Matahari sekitar lima miliar tahun mendatang, ketika ia sudah kehabisan bahan bakar hidrogen. Selanjutnya, Matahari akan menjadi gelembung merah raksasa sebelum hancur dan menjadi katai putih.
Studi terbaru ini dipublikasikan pada The Astrophysica.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR