Meskipun Cave memiliki kuasa di pelabuhan, ia tahu bahwa ia tidak memiliki wewenang untuk membuat permusuhan tanpa persetujuan dari pemerintah Inggris.
Baca Juga : Black Dahlia, Kasus Pembunuhan dan Mutilasi yang Tidak Terpecahkan
Untuk mempersiapkan kemungkinan yang terjadi, pada malam itu, ia mengirimkan sebuah telegram ke Kantor Luar Negeri. Sementara menunggu balasan dari Whitehall, Cave terus mengeluarkan ultimatum kepada Khalid. Namun tidak berhasil.
Keesokan harinya, dua kapal perang Inggris lainnya memasuki pelabuhan, HMS Racoon dan HMS St George. Kapal terakhir membawa Perwira Tinggi Muda Harry Rawson, komandan armada Inggris di daerah itu.
Kemudian, Cave menerima balasan dari Whitehall yang menyatakan,
“Anda diberi wewenang untuk melakukan tindakan apa pun yang dianggap perlu. Tindakan yang Anda lakukan akan didukung oleh Pemerintah. Namun, jangan mencoba melakukan tindakan apa pun yang Anda tidak yakin dapat berhasil dengan sukses."
Pada tanggal 26 Agustus, ultimatum terakhir untuk Khalid dikeluarkan agar ia segera meninggalkan istana pada pukul 9 pagi keesokan harinya. Malam itu, Cave juga menuntut agar semua kapal non-militer meninggalkan pelabuhan dalam persiapan untuk perang.
Pukul 8 pagi keesokan harinya, satu jam sebelum ultimatum berakhir, Khalid mengirim balasan ke Cave yang menyatakan:
"Kami tidak berniat mengangkut bendera kami dan kami tidak percaya Anda akan menembaki kami."
Cave menyatakan sebenarnya dia tidak ingin untuk menembaki istana, tetapi "jika Anda melakukan apa yang diperintahkan, kami pasti akan melakukannya."
Pada pukul 9 pagi, kapal-kapal Inggris yang tiba di pelabuhan mulai menembaki istana.
Baca Juga : Lubang Kecil Misterius dengan Api Menyembur Setinggi 3,6 Meter
Pada pukul 09:02 sebagian besar artileri Khalid hancur. Struktur istana juga mulai runtuh dengan 3.000 orang pasukan di dalamnya. Sekitar dua menit setelah pengeboman dimulai, Khalid dikabarkan telah melarikan diri melalui pintu belakang istana dan meninggalkan para pelayan serta pasukannya.
Pada pukul 09:40, penembakan dihentikan dan bendera Sultan segera ditarik turun. Berakhirnya perang tersebut menjadi perang tersingkat dalam sejarah di mana hanya terjadi selama 38 menit.
Perang yang singkat ini memakan korban cukup banyak di mana 500 pejuang Khalid terbunuh akibat ledakan bom.
Source | : | Historic UK |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR